Bismillaahirrohmaanirrohiim
Inginku torehkan surat cinta versi aku, untukmu Faris . . .
Faris, ketika tapakku menjejak kampus dua tahun lalu, engkaulah cinta pertamaku. Awalnya fisikmulah yang menyeretku dalam pesona. Sosokmu yang kokoh dan penuh kesejukan, membuatku nyaman seketika. Wujudmu yang gagah dan sarat kehangatan, melambungkanku dalam tentram. Aku.. jatuh cinta pada pandangan pertama.
Awal perjumpaan kita, ku lihat anak-anak yang belajar mengaji di sekelilingmu, aku tergerak untuk turut berbagi ilmu. Tapi.. aku malu, ilmuku masih sedikit.
Sejatinya engkau, Faris. Tempat berbagi ilmu. Dua singgasana yang selalu melekat denganmu, Darul ‘Ilmi dan Nurul ‘Ilmi, masjid kampusku. Gerbang keshalehan Kampus Ungu bermula dari dua singgasana ini dan engkau mengajak kami untuk mengamalkan Islam.
Lalu kau yakinkan aku, bahwa kau terbuka untuk siapa pun, termasuk aku yang masih bodoh ini. Aku selalu menikmati sore hari mengajar TPA bersama kehadiranmu. Melihat binar mata mereka, membuatku merasa berarti. Terima kasih Faris, kau beri aku kesempatan.
Dan aku begitu terharu, begitu tersentuh, waktu ku tahu proses panjang keberadaanmu di kampusku. Penuh perjuangan!
Aku juga begitu salut pada para seniorku. Dengan tekad kuat serta semangat kerja dan do'a, mereka mengusahakan kehadiranmu di kegersangan bumi Depok. Tidak mudah memang, namun kebersamaan dan kerinduan akan sosokmu memberi kekuatan untuk terus bergerak. Aku terenyuh melihat foto-foto persiapan menyongsongmu. Semua bekerja, semua berdo'a, dan semua berusaha. Aku jadi malu. Ternyata aku belum berbuat apa-apa. Aku tidak ingin menyiakan perjuangan mereka, dan aku pun tak hendak menyiakan keberadaanmu. Aku akan berjuang bersamamu ! Membumikan Islam di diriku, di kampus ini dan di dunia.
Tapi Faris, waktu itu aku masih mahasiswa baru yang malu-malu. Rasanya tak pantas aku beraktifitas di sekelilingmu, yang terasa suci itu. Namun kau dan wajah-wajah teduh disekitarmu menguatkanku, bahwa kau menerima siapa pun, termasuk aku yang masih kotor ini. Dan bahwa yang lebih penting adalah keinginan serta usaha untuk selalu memperbaiki diri. Maka dari dirimulah, kumulakan perbaikan itu. Terima kasih Faris, kau terima aku dengan segala kekuranganku.
Selanjutnya hari-hari indah kulalui denganmu. Aktifitasku bersamamu lebih mengenalkanku pada Tuhanku, agamaku, dan bahkan diriku sendiri. Faris, aku bersyukur dipertemukan denganmu. Allah telah mengatur semua ini. Wajar jika engkau cinta pertamaku di bumi Kampus ini karena pesonamu memalingkan hiruk pikuk keduniawian kampus.
Sejak pertemuan kita, aku seakan bermetamorfosis, dari ulat bulu menjijikan, menjelma kupu indah menawan (ups, aku belum layak menjadi kupu indah menawan, aku hanya berusaha untuk menjadi itu).
Hampir empat tahun metamorfosis itu berlangsung, dan kini aku tersentak, tersadar bahwa empat tahun begitu cepat. Waktu terus berotasi. Kiranya hitungan bulan lagi, apakah engkau masih mengizinkan aku menjadi partnermu, Faris? Pintaku, bantu aku menjadi partner sejatimu dalam keimanan dan kataatan pada Sang Khalik.
Faris, dalam waktu enam bulan terakhir keberadaanku di kampus, semakin mengentalkan aura kenikmatan di jiwaku. Aku enggan berjarak darimu, maka izinkan aku membawamu selalu dalam hatiku. Sehingga dimana pun dan kapan pun, tak pernah pupus ingatan akan cinta pertamaku di kampus Ungu, FAJRUL ISLAM.. rohis kampusku..
* dalam oase kerahmatan rintik hujan, semoga Allah selalu memberkahi langkah kami.
nice blog kak
ReplyDeleteyasin lengkap