Pages

Labels

Wednesday, December 16, 2009

Tugas ISD *Forum Diskusi*

Jika Anda seorang mahasiswa yang menghadiri sebuah forum diskusi yang berbeda-beda fakultas kemudian terjadi perbedaan pendapat. Saat Anda mengeluarkan pendapat kemudian disanggah oleh beda fakultas, bagaimana menyikapinya? Pada saat itu apa yang Anda lakukan?


Forum diskusi sudah pasti adanya perbedaan pendapat. Maksud dari perbedaan pendapat ini adalah untuk mencapai kata mufakat, lebih tepatnya adalah musyawarah. Jika saya berada dalam situasi kasus diatas, maka saya akan menghargai orang yang menyanggah pendapat saya. Saya akan mengizinkan dan mendengarkan si penyanggah mengutarakan pendapatnya sepanjang dalam koridor masalah yang dibahas dan si penyanggah harus punya bukti yang jelas atas sanggahannya tersebut. Saya mempersilahkan fakultas mana saja yang akan menyanggah pendapat saya, karena bagi saya ini adalah forum diskusi bersama dimana perbedaan banyak berperan penting. Saya tidak ingin adanya perdebatan sengit karena pada intinya tidak akan ditemukan suatu kesepakatan. Bila si penyanggah tetap bersih keras menunjukkan bahwa pendapat ia betul, saya yang memohon diri untuk mempersilahkan sang moderator untuk mengambil alih. Persoalan betul atau salahnya suatu pendapat dapat dimusyawarahkan dengan orang-orang yang berkumpul dalam forum ini, karena tujuan awalnya adalah untuk mencapai kesepakatan bersama. Jadi, janganlah kita mewarnai hal-hal yang dapat mengotori perbedaan kita ini.

 


Tugas ISD *Relawan*

Jika Anda terpilih menjadi seorang relawan yang akan dikirim ke lokasi gempa dari kampus tetapi tidak dibayar akankah berangkat atau tidak berangkat?


Bagi saya ini adalah kesempatan emas maka saya memlih berangkat karena menjadi seorang relawan adalah sikap yang terpuji, dalam arti lebih khusus kita dapat membantu saudara kita satu sama lain dengan meringankan penderitaanya, ini adalah suatu nilai moralitas yang tinggi. Di hadapan agama pun, kita diwajibkan untuk saling membantu antar sesama karena kita tidak hidup sendiri, kita pasti membutuhkan pertolongan orang lain dalam kehidupan ini. Persoalan dibayar atau tidak dibayar itu adalah suatu alasan yang tidak pantas untuk dikaitkan dengan kasus kemanusiaan ini, karena yang patut dipertanyakan apakah kita masih pantas meminta balasan di atas penderitaan orang lain, apakah kita tidak malu dengan landasan ideologi negara kita ini yang tercantum dalam pasal 2 “Kemanusiaan yang adil dan beradab”.

Kasus seperti ini perlu diperhatikan lebih mendalam lagi karena jika tidak, makin banyaknya penyelewengan kasus-kasus serupa yang berindikasi adanya suatu balasan atas jasa yang kita lakukan.

Keikhlasan dan kesadaran bahwa kita hidup tidak sendiri adalah suatu landasan yang harus dibawa dalam kasus ini.

Saya berharap akan ada banyak relawan-relawan yang berjuang dengan bekal keikhlasan dan suatu tanggung jawab besar yang menunjukkan suatu nilai moralitas yang tinggi.


Friday, November 27, 2009

Idul Adha 1430 H


Selamat Idul Adha 1430 H

Semoga kisah tauladan akan keikhlasan Nabi Ibrahim as dan kepatuhan Nabi Ismail as dapat menjadi evaluasi bagi diri kita dan sebagai motivator untuk memperbanyak amal sholeh

Semoga kita sebagai umat muslimin di Dunia ini dapat mempererat tali silahturahmi yang mengantarkan kita dalam ukhuwah islamiyah



Thursday, November 26, 2009

Wortel, Telur, dan Kopi, Siapakah Kita ??

Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api.

Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.

Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.

Lalu ia bertanya kepada anaknya, “Apa yang kau lihat, nak?”
"Wortel, telur, dan kopi” jawab si anak.

Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.

Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si Anak bertanya, “Apa arti semua ini, Ayah?”

Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi ‘kesulitan’ yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.

Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.

“Kamu termasuk yang mana?,” tanya ayahnya. “Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?” Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.”

“Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?”

“Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat.”

“Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.”

“Ada raksasa dalam setiap orang dan tidak ada sesuatu pun yang mampu menahan raksasa itu kecuali raksasa itu menahan dirinya sendiri”

Sumber : dudung.net

* Wahai masalahku yang besar,sesunggguhnya engkau sangat lah kecil, karena sesungguhnya aku bersama Allah yang Maha Besar *