Kehidupan selalu diwarnai dengan rintangan. Terkadang rintangan yang datang bertubi-tubi membuat kita gelisah, risau bahkan merasa gagal. Seorang muslim tidak selayaknya ‘menyerah’ dalam menjalani ujian kehidupan ini. Putus asa adalah hal yang terlarang dalam syariat kita, sebagaimana firman Allah SWT : Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir” (QS Yusuf 87)
Untuk itulah seorang muslim harus mampu memotivasi dirinya, memasukkan jiwa optimis dalam relung dadanya, agar mampu meniti hari-harinya yang berat dengan sikap yang mulia. Setidaknya ada tiga hal yang bisa menjaga dan menguatkan sikap optimis dalam diri seorang muslim.
Pertama : Meyakini Janji Allah
Firman Allah SWT dalam Al-Quran dipenuhi dengan ayat-ayat targhib yang penuh motivasi bagi seorang muslim. Diantaranya adalah bahwa Allah SWT tidak memberikan ujian apapun kecuali sesuai dengan kemampuan kita. Dalam surat Taghobun kita juga diingatkan bahwa dengan ketakwaan seluruh urusan kaum muslimin akan menjadi mudah, dan bahkan mendapatkan rejeki dari arah yang tak diduga. Diluar itu semua jika kita mencermati, bekal terbesar bagi seorang muslim untuk optimis adalah dengan keimanannya.
Keimanannya itulah yang membuat semua hal menjadi baik baginya. Rasulullah SAW bersabda : “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukin, semua urusan baik baginya dan kebaikan ini tidak dimiliki oleh selain seorang mukmin. Apabila mendapat kesenangan ia bersyukur dan itulah yang terbaik untuknya. Dan apabila mendapat musibah ia bersabar dan itulah yang terbaik untuknya.” {HR. Imam Muslim]
Kedua : Terus Berdoa
Optimisme dipupuk dengan terus bedoa dan merasakan kedekatan kepada Allah SWT. Apa yang kita saksiksan hari ini dari kekayaan dan kemakmuran jazirah Arab, adalah perwujudan dari doa penuh optimisme dan keyakinan yang terlantunkan dari lisan nabi Ibrahim alaihissalam. Doa tersebut diabadikan dalam Al-Quran sebagai pelajaran optimisme pada kita. “Dan ingatlah tatkala Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku jadikanlah negeri ini negeri yang aman, dan berilah rezeki kepada penduduknya berupa buah-buahan yang banyak..”(QS Al Baqarah: 126). Dengan berdoa kita merasa dekat dan membutuhkan Allah SWT, maka optimisme kita menjadi lebih bersih dan terjaga dari keangkuhan diri pribadi.
Ketiga : Melangkah Dengan Cermat
Optimis bukan berarti angan-angan kita melayang di langit sana tanpa amal nyata. Namun optimisme justru menguat setelah kita melangkah dengan mantap dan teguh untuk mengubah kondisi yang kita alami. Bukankah Allah SWT telah mengingatkan : “Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Surat Ar-Ro’du 11). Maka tidak layak berdiam diri atas nama kesabaran, namun kita semua berupaya berbuat dengan lebih baik dan lebih cermat dari sebelumnya, karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Semoga kita mampu mewarnai hari-hari kita dengan penuh optimis, menyambut setiap tantangan sebagai peluang syukur dan kesabaran, sebagaimana digambarkan dalam sabda Rasulullah SAW : "Barangsiapa di antara kalian yang memasuki waktu pagi hari dalam keadaan aman pada dirinya, sehat jasmaninya dan dia memiliki makanan pada hari itu, maka seolah oleh dia diberi dunia dengan berbagai kenikmatannya” (Bukhori dalam Adabul Mufrod). Salam optimis !
*artikel dimuat di Rubrik Tausiyah Suara Merdeka Suara Solo Jumat 23 September 2011
bakal dicoba nanti nice
ReplyDeleteyang membatalkan wudhu