Pages

Labels

Sunday, October 30, 2011

Makalah Bahasa Indonesia "Kerangka Karangan"

Nama Kelompok : Dian Putri Yulandari (11109534)
Dimas Sofyandi (10109199)
Kiki Septella Sari (10109398)
Lisa Febriani (15109860)
Muharom Rusdiana D. A. (14109367)
Nadia Achya (14109376)
Puji Utami (14109512)
Rico Ardiansyah (14109611)
Rizki Ariyani (11109030)
Rizkia Tri Andani (10109200)
Septiani Ambarwati (14109403)
Kelas : 3 KA 01
Jurusan : Sistem Infomasi
Fakultas : Ilmu Komputer
Dosen : Tri Budiarta


UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2011





KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat menyelesaikan Makalah ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia tentang Kerangka Karangan. Selain itu tujuan dari penyusunan Makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan Bahasa secara meluas.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Tri Budiarta selaku dosen Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing kami agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan Makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pada umumnya kerangka karangan merupakan rencana garis besar karangan berdasarkan tingkat kepentingannya (teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan), serta pedoman bagi pembaca untuk mengetahui isi suatu karangan. Kerangka karangan yang belum final disebut outline sementara, sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut outline final. Didalam Bahasa Indonesia penulisan kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan dipertimbangkan secara menyeluruh, bukan secara terlepas-lepas.

1.2 Batasan Masalah
Kerangka karangan banyak dipergunakan didalam setiap pembuatan penulisan karya ilmiah sehingga banyak ketentuan yang harus dilakukan untuk pembuatan penulisan tersebut. Untuk itu Penulis hanya membatasi penulisan ini pada pola susunan secara garis besar, macam–macam dan syarat pembuatan outline (kerangka karangan).

1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana pola susunan outline (kerangka karangan) secara garis besar.
2. Untuk mengetahui macam-macam outline (kerangka karangan) berdasar sifat rinciannya dan berdasar perumusan teksnya.
3. Untuk mengetahui syarat outline (kerangka karangan) yang baik.


1.4 Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam mencari atau mengumpulkan data ini menggunakan metode kepustakaan. Dimana metode ini pengumpulan data dengan cara mengkaji dan menelaah data dari internet.

BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Outline (Kerangka karangan)
Berikut ini pengertian dari outline (kerangka karangan) adalah sebagai berikut :

2.1.1 Pengertian Outline
Pengertian Outline menurut bahasa adalah : kerangka, regangan, gari besar, atau guratan. Jadi Outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.
2.1.2 Pengertian Karangan
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
2.1.3 Pengertian Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline sementara sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut outline final.
Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.
Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas, susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga didefinisikan sebagai satu metode dalam pembuatan karangan yang mana topiknya dipecah kedalam sub-sub topik dan mungkin dipecah lagi kedalam sub-sub topik yang lebih terperinci.

2.2 Manfaat Outline (Kerangka Karangan)
a. Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
b. Untuk menyusun karangan secara teratur. Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
c. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap klimaks utama tadi. Tiap bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca dapat terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaks utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur pula sekian macam sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca.
d. Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan; misalnya, bila penulis tidak sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu berbeda dengan yang diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan satu sama lain. Hal yang demikian ini tidak dapat diterima. Di pihak lain menggarap suatu topik lebih dari satu kali hanya membuang waktu, tenaga, dan materi. Kalau memang tidak dapat dihindari maka penulis harus menetapkan pada bagian mana topik tadi akan diuraikan, sedangkan di bagian lain cukup dengan menunjuk kepada bagian tadi.
e. Memudahkan penulis mencari materi pembantu. Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu.
Bila seorang pembaca kelak menghadapi karangan yang telah siap, ia dapat menyusutkan kembali kepada kerangka karangan yang hakekatnya sama dengan apa yang telah dibuat penggarapnya. Dengan penyusutan ini pembaca akan melihat wujud, gagasan, struktur, serta nilai umum dari karangan itu. Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan dipertimbangkan secara menyelurih, bukan secara terlepas-lepas.

2.3 Pola Susunan Outline (Kerangka Karangan)
Secara garis besar, pola kerangka karangan dibagi menjadi dua yaitu pola alamiah dan pola logis, berikut akan di jelaskan secara singkat pola susunan kerangka karangan.
1. Pola Alamiah
Merupakan suatu urutan unit–unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Disebut pola alamiah karena memakai pendekatan berdasarkan faktor alamiah yang esensial. Pola alamiah mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu.
Pola alamiah dapat terbagi menjadi 3 yaitu :
a. Kronologis (waktu)
Urutan yang di dasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap-tahap kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik minat pembaca.
Contohnya : Topik (riwayat hidup seorang penulis)
· asal usul penulis
· pendidikan si penulis
· kondisi kehidupan penulis
· keinginan penulis
· karir penulis
b. Spasial (ruang)
Landasan yang paling penting, bila topik yang di uraikan mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat . Urutan ini biasanya di gunakan dalam tulisan–tulisan yang bersifat deskriptif .
Contohnya : Topik (hutan yang sering mengalami kebakaran)
· Di daerah Kalimantan
· Di daerah Sulawesi
· Di daerah Sumatra
c. Topik yang ada
Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola alamiah adalah urutan berdasarkan topik yang ada . Suatu peristiwa sudah di kenal dengan bagian–bagian tertentu . Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian–bagian itu harus di jelaskan berturut–turut dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian–bagiannya itu.
2. Pola Logis
Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan bagi setiap persoalan, mampu di tuang dalam suatu susunan atau urutan logis . Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri yang intern dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan penulis.
Dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan pikir atau cara pikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika. Pola logis dapat dibagi menjadi 6, yaitu :
a. Klimaks dan Antiklimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol.
Contoh : Topik (turunnya Suharto)
· Keresahan masyarakat
· Merajalela nya praktek KKN
· Keresahan masyarakat
· Kerusuhan social
· Tuntutan reformasi menggema
b. Kausal
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat ke sebab . Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan perincian–perincian yang menelusuri akibat–akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan–persoalan yang di hadapi umat manusia pada umumnya.
Contoh : Topik (krisis moneter melanda tanah air)
· Tingginya harga bahan pangan
· Penyebab krisis moneter
· Dampak terjadi krisis moneter
· Solusi pemecahan masalah krisis moneter
c. Pemecahan Masalah
Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut . Sekurang-kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya alternatif–alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang di hadapi tersebut.
Contoh : Topik (virus flu babi / H1N1 dan upaya penanggulangannya)
· Apa itu virusH1N1
· Bahaya virus H1N1
· Cara penanggulangannya
d. Umum khusus
Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu di ikuti dengan pembahasan secara terperinci (khusus).
Contoh : Topik (pengaruh internet)
· Para pangguna internet
o Anak–anak
o Remaja
o Dewasa
· Manfaat internet
o Media informasi
o Bisnis
o Jaringan social
o Dan lain–lain
e. Familiaritas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di kenal, kemudian berangsur–angsur pindah kepada hal–hal yang kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan–keadaan tertentu cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.
f. Akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca

2.4 Macam-macam Outline (Kerangka Karangan)
A. Berdasar Sifat Rinciannya:
1) Kerangka Karangan Sementara / Non-formal
Cukup terdiri atas dua tingkat, dengan alasan:
a) Topiknya tidak kompleks
b) Akan segera digarap
2) Kerangka Karangan Formal:
Terdiri atas tiga tingkat, dengan alasan:
a) Topiknya sangat kompleks
b) Topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap
Cara kerjanya:
Rumuskan tema berupa tesis, kemudian pecah-pecah menjadi sub-ordinasi yang dikembangkan untuk menjelaskan gagasan utama. Tiap sub-ordinasi dapat dirinci lebih lanjut. Tesis yang dirinci minimal tiga tingkat sudah dapat disebut Kerangka Karangan Formal.
Contoh keranka karangan formal, perhatikan contoh dibawah ini :
Topik : Penggunaan kompor briket batubara
Judul : Dilema Penggunaan Kompor Briket Batubara dan Penanggulangannya
Tujuan : Memperoleh jalan keluar dari dilema penggunaan kompor briket batubara dengan meningkatnya pencemaran
Rumusan Masalah : Upaya apa yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar tanpa menimbulkan masalah baru.
Aspek yang diteliti :
a. kebutuhan bahan bakar masyarakat Indonesia
b. sumber bahan bakar di Indonesia
c. cadangan bahan bakar di Indonesia
d. kenyataan yang terjadi di masyarakat saat ini berkaitan dengan kebutuhan dan penggunaan bahan bakar batubara sebagai bahan bakar alternatif
e. efek negatif batubara sebagai bahan bakar alternatif
f. jalan keluar atas dilema penggunaan kompor briket batubara
Metode Penelitian :
studi pustaka survey melalui wawancara dan penyebaran angket
Literatur :
Cinningham, W.P. & B.W. Saigo. 1999. Environmental Science: a global concern.
Fifth edition. Mc Graw, Boston
Kupchella, C.E. & M.C.Hyland. 1993. Environmental Science: Living in the
environment. Brooks Cole Publishing company, Pacific Grove, CA.
Raven, P.H., L.R. Berg & G.B.Johnsons. 1998. Environment. Second Edition.
Saunders College Publishing, Forthworth, FL.
Tribun Bandung, Minggu (16 Oktober 2005), hal. 2
www.wikipedia.com

B. Berdasar Perumusan Teksnya
1) Kerangka Kalimat
2) Kerangka Topik
3) Gabungan antara Kerangka Kalimat dan Kerangka Topik


2.5 Syarat Kerangka Karangan yang baik
a. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan yang Jelas. Kemudian buatlah tesis atau pengungkapan maksud.
b. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
Bila satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersebut harus dirinci.
c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ide atau pikiran itu tergambar jelas.
d. Harus menggunakan simbol yang konsisten.
Pada dasarnya untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan.

2.6 Langkah-langkah menyusun karangan satu per satu:
1. Menentukan tema dan judul
Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan.
Judul adalah kepala karangan. Misalkan tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis.
2. Mengumpulkan bahan
Bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan, banyak cara mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara masing - masing sesuai juga dengan tujuan tulisannya.
3. Menyeleksi bahan
Agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis.
Berikut ini petunjuk – petunjuknya :
1. Catat hal penting semampunya.
2. Jadikan membaca sebagai kebutuhan.
3. Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.
4. Membuat kerangka
Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur.
Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.
Berikut fungsi kerangka karangan :
a) Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis
b) Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan
c) Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting

Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :
a) Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang menjelaskan gagasan-gagasan yang timbul).
b) Mengatur urutan gagasan.
c) Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab.
d) Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap

Kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis karena bila terdapat ide yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan tidak mengalir).
5. Mengembangkan kerangka karangan
Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan terhadap materi yang hendak ditulis. jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata.




BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Di dalam bahasa indonesia untuk membuat suatu penulisan ilmiah harus membuat Outline (Kerangka karangan) dimaksudkan agar penulisan ilmiah tersebut terarah dan sesuai dengan yang diharapkan karena kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.
Penyusunan outline (kerangka karangan) secara garis besar dapat dilakukan dengan menggunakan pola alamiah dan pola logis.
Macam–macam outline ( kerangka karangan ) dapat berdasarkan atas : sifat rinciannya dan berdasar perumusan teksnya.
Syarat outline ( kerangka karangan ) yang baik adalah sebagai berikut :
a. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
b. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ide atau pikiran itu tergambar jelas.
d. Harus menggunakan simbol yang konsisten.



DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zaenal dan S.Amran Tasai. 2006. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : CV Akademika Pressindo.

W. J. S Poerwadarminta. Bahasa Indonesia untuk Karang Mengarang, cetakan ke-2. `1979.

http://id.wikipedia.org/wiki/Eksposisi

http://id.wikipedia.org/wiki/Karangan
http://farchanbinadnan.blogspot.com/2009/12/membuat-kerangka-karangan.html

Makalah Bahasa Indonesia "Kalimat Efektif"

Ketua Kelompok : Dimas Sofyandi (10109199)
Anggota Kelompok :
Dian Putri Yulandari (11109534)
Kiki Septella Sari (10109398)
Lisa Febriani (15109860)
Muharom Rusdiana D. A. (14109367)
Nadia Achya (14109376)
Puji Utami (14109512)
Rico Ardiansyah (14109611)
Rizki Ariyani (11109030)
Rizkia Tri Andani (10109200)
Septiani Ambarwati (14109403)
Kelas : 3 KA 01
Jurusan : Sistem Infomasi
Fakultas : Ilmu Komputer
Dosen : Tri Budiarta
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2011







KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat menyelesaikan Makalah ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia tentang Kalimat Efektif. Selain itu tujuan dari penyusunan Makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan Bahasa secara meluas.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Tri Budiarta selaku dosen Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing kami agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan Makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.


BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan.
Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat-kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.

BAB II
PEMBAHASAN

Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.
2.1 Kalimat efektif memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.

A. Kesepadanan

Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.

Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini:

Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)

Tidak terdapat subjek yang ganda.
Contoh:
a. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu saya kurang jelas.
Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut :
a. Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu bagi saya kurang jelas.

Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh:
a. Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut:
a. Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. Atau
Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Atau
Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor Suzuki.

Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh:

a. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.
Perbaikannya adalah sebagai berikut:
a. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.

B. Keparalelan

Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.

Contoh:
Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

Kalimat a tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.
Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.

Kalimat b tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai berikut.

Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

C. Ketegasan

Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.

Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden mengharapkan.

Contoh:
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya Harapan presiden.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.

Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.

Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.

Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.

Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.



D. Kehematan

Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Peghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.

Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Perhatikan contoh:
Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.

Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.

Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
Perhatikan:
Ia memakai baju warna merah.
Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Kata merah sudah mencakupi kata warna.
Kata pipit sudah mencakupi kata burung.

Kalimat itu dapat diubah menjadi
a. Ia memakai baju merah.
b. Di mana engkau menangkap pipit itu?

Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini.
Dia hanya membawa badannya saja.
Sejak dari pagi dia bermenung.
Kata naik bersinonim dengan ke atas.
Kata turun bersinonim dengan ke bawah.

Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi
Dia hanya membawa badannya.
Sejak pagi dia bermenung.

Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Misalnya:
Bentuk tidak baku bentuk baku :
Para tamu-tamu para tamu.
Beberapa orang-orang beberapa orang.

E. Kecermatan

Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda.
Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat 1 memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran tinggi.
Kalimat 2 memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.

Perhatikan kalimat berikut.
Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.

Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi
Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.

F. Kepaduan

Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.

1. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
Misalnya:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab.
Silahkan Anda perbaiki kalimat di atas supaya menjadi kalimat yang padu.

2. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
a. Surat itu saya sudah baca.
b. Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.

Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk
a. Surat itu sudah saya baca.
b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.

3. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Perhatikan kalimat ini :
a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.
Seharusnya:
a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.

G. Kelogisan

Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.

2.2 Ketidakefektifan Kalimat
Menurut Nazar (1991, 44:52) ketidakefektifan kalimat dikelompokkan menjadi (1) ketidaklengkapan unsur kalimat, (2) kalimat dipengaruhi bahasa Inggris, (3) kalimat mengandung makna ganda, (4) kalimat bermakna tidak logis, (5) kalimat mengandung gejala pleonasme, dan (6) kalimat dengan struktur rancu.
1. Ketidaklengkapan Unsur Kalimat
Seperti yang sudah dibicarakan sebelumnya bahwa kalimat efektif harus memiliki unsur-unsur yang lengkap dan eksplisit. Untuk itu, kalimat efektif sekurang-kurangnya harus mengandung unsur subjek dan predikat. Jika salah satu unsur atau kedua unsur itu tidak terdapat dalam kalimat, tentu saja kalimat ini tidak lengkap. Adakalanya suatu kalimat membutuhkan objek dan keterangan, tetapi karena kelalaian penulis, salah satu atau kedua unsur ini terlupakan. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut.
(1) Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif.
(2) Masalah yang dibahas dalam penenelitian ini.
(3) Untuk membuat sebuah penelitian harus menguasai metodologi penelitian.
(4) Bahasa Indonesia yang berasal dari Melayu.
(5) Dalam rapat pengurus kemarin sudah memutuskan.
(6) Sehingga masalah itu dapat diatasi dengan baik.
Kalau kita perhatikan kalimat di atas terlihat bahwa kalimat (1) tidak memiliki subjek karena didahului oleh kata depan dalam; kalimat (2) dan (4) tidak memiliki predikat hanya memiliki subjek saja; kalimat (3) tidak memiliki subjek; kalimat (5) tidak memiliki subjek dan objek; kalimat (6) tidak memiliki subjek dan predikat karena hanya terdiri atas keterangan yang merupakan anak kalimat yang berfungsi sebagai keterangan. Agar kalimat-kalimat di atas menjadi lengkap, kita harus menghilangkan bagian-bagian yang berlebih dan menambah bagian-bagian yang kurang sebagaimana terlihat pada contoh berikut.
(1a) Penelitian ini menggunakan metode deskriptif.
(1b) Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif.
(2a) Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah jenis dan makna konotasi teka-teki dalam bahasa Minangkabau.
(3a) Untuk membuat sebuah penelitian kita harus menguasai metodologi penelitian.
(4a) Bahasa Indonesia berasal dari Melayu.
(5a) Dalam rapat pengurus kemarin kita sudah memutuskan program baru.
(6a) Kita harus berusaha keras sehingga masalah itu dapat diatasi dengan baik.
2. Kalimat Dipengaruhi Bahasa Inggris
Dalam karangan ilmiah sering dijumpai pemakaian bentuk-bentuk di mana, dalam mana, di dalam mana, dari mana, dan yang mana sebagai penghubung. Menurut Ramlan (1994:35-37) penggunaan bentuk-bentuk tersebut kemungkinan besar dipengaruhi oleh bahasa asing, khususnya bahasa Inggris. Bentuk di mana sejajar dengan penggunaan where, dalam mana dan di dalam mana sejajar dengan pemakaian in which, dan yang mana sejajar dengan which. Dikatakan dipengaruhi oleh bahasa Inggris karena dalam bahasa Inggris bentuk-bentuk itu lazim digunakan sebagai penghubung sebagaimana terlihat pada contoh berikut.
(7) The house where he live very large.
(8) Karmila opened the album in which he had kept her new photogragraph.
(9) If I have no class, I stay at the small building from where the sound of gamelan can be heard smoothly
(10) The tourism sector which is the economical back bone of country must always be intensified.
Pemakaian bentuk-bentuk di mana, dalam mana, di dalam mana, dari mana, dan yang mana sering ditemui dalam tulisan seperti yang terlihat pada data berikut.
(11) Kantor di mana dia bekerja tidak jauh dari rumahnya.
(12) Kita akan teringat peristiwa 56 tahun yang lalu di mana waktu itu bangsa Indonesia telah berikrar.
(13) Rumah yang di depan mana terdapat kios kecil kemarin terbakar.
(14) Sektor pariwisata yang mana merupakan tulang punggung perekonomian negara
harus senantiasa ditingkatkan.
(15) Mereka tinggal jauh dari kota dari mana lingkungannya masih asri.
Bentuk-bentuk di mana, di depan mana, dari mana, yang mana, dan dari mana dalam bahasa Indonesia dipakai untuk menandai kalimat tanya. Bentuk di mana dan dari mana dipakai untuk menyatakan ‘tempat’, yaitu ‘tempat berada’ dan ‘tempat asal’, sedangkan yang mana untuk menyatakan pilihan. Jadi, kalimat (11-15) di atas seharusnya diubah menjadi:
(11a) Kantor tempat dia bekerja tidak jauh dari rumahnya.
(12a) Kita akan teringat peristiwa 56 tahun yang lalu yang waktu itu bangsa Indonesia
telah berikrar.
(13a) Rumah yang di depan kios kecil kemarin terbakar.
(14a) Sektor pariwisata yang merupakan tulang punggung perekonomian negara harus
senantiasa ditingkatkan.
(15a) Mereka tinggal jauh dari kota yang lingkungannya masih asri.
3. Kalimat Mengandung Makna Ganda
Agar kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda, kalimat itu harus dibuat selengkap mungkin atau memanfaatkan tanda baca tertentu. Untuk lebih jelasnya perhatikan data berikut.
(16) Dari keterangan masyarakat daerah itu belum pernah diteliti.
(17) Lukisan Basuki Abdullah sangat terkenal.
Pada kalimat (16) di atas terdapat dua kemungkinan hal yang belum pernah diteliti yaitu masyarakat di daerah itu atau daerahnya. Agar konsep yang diungkapkan kalimat itu jelas, tanda koma harus digunakan sesuai dengan konsep yang dimaksudkan. Kalimat (16) tersebut dapat ditulis sebagai berikut.
(16a) Dari keterangan (yang diperoleh), masyarakat daerah itu belum pernah diteliti.
(16b) Dari keterangan masyarakat, daerah itu belum pernah diteliti.
Pada kalimat (17) terdapat tiga kemungkinan ide yang dikemukakan, yaitu yang sangat terkenal adalah lukisan karya Basuki Abdullah atau lukisan diri Basuki Abdullah atau lukisan milik Basuki Abdullah seperti yang terlihat data-data (17a), (17b), dan (17c) berikut.
(17a) Lukisan karya Basuki Abdullah sangat terkenal.
(17b) Lukisan diri Basuki Abdullah sangat terkenal.
(17c) Lukisan milik Basuki Abdullah sangat terkenal.
Pemakaian tanda hubung juga dapat digunakan untuk memperjelas ide-ide yang diungkapkan pada frase pemilikan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan berikut.
(18) Ani baru saja membeli buku sejarah baru.
Kalimat (18) di atas mengandung ketaksaan yaitu yang baru itu buku sejarahnyakah atau sejarahnya yang baru. Untuk menghindari ketaksaan makna, digunakan tanda hubung agar konsep yang diungkapkan jelas sesuai dengan yang dimaksudkan. Kalimat (18a) yang baru adalah buku sejarahnya, sedangkan kalimat (18b) yang baru adalah sejarahnya.
(18a) AAni baru saja membeli buku-sejarah baru.
(18b) Ani baru saja membeli buku sejarah-baru.
4. Kalimat Bermakna Tidak Logis
Kalimat efektif harus dapat diterima oleh akal sehat atau bersifat logis. Kalimat
(19) berikut tergolong kalimat yang tidak logis.
(19) Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah selesailah makalah ini.
Kalau kita perhatikan secara sepintas kalimat (19) di atas tampaknya tidak salah. Akan tetapi, apabila diperhatikan lebih seksama ternyata tidak masuk akal. Seseorang untuk menyelesaikan sebuah makalah harus bekerja dulu dan tidak mungkin makalah itu akan dapat selesai hanya dengan membaca alhamdulillah. Jadi, supaya kalimat itu dapat diterima, kalimat itu dapat diubah menjadi:
(20a) Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Mahakuasa karena dengan izin-Nya jualah makalah ini dapat diselesaikan.
5. Kalimat Mengandung Pleonasme
Kalimat pleonasme adalah kalimat yang tidak ekonomis atau mubazir karena adaterdapat kata-kata yang sebetulnya tidak perlu digunakan. Menurut Badudu (1983:29) timbulnya gejala pleonasme disebabkan oleh (1) dua kata atau lebih yang sama maknanya dipakai sekaligus dalam suatu ungkapan, (2) dalam suatu ungkapan yang terdiri atas dua patah kata, kata kedua sebenarnya tidak diperlukan lagi sebab maknanya sudah terkandung dalam kata yang pertama, dan (3) bentuk kata yang dipakai mengandung makna yang sama dengan kata kata lain yang dipakai bersama-sama dalam ungkapan itu.
Contoh-contoh pemakaian bentuk mubazir dapat dilihat berikut ini.
(20) Firmarina meneliti tentang teka-teki bahasa Minangkabau.
(21) Banyak pemikiran-pemikiran yang dilontarkan dalam pertemuan tersebut.
(22) Pembangunan daripada waduk itu menjadi sisa-sia pada musim kemarau panjang ini.
(23) Air sumur yang digunakan penduduk tidak sehat untuk digunakan.
(24) Jika dapat ditemukan beberapa data lagi, maka gejala penyimpangan perilaku itu
dapat disimpulkan.
Pada kalimat (20) kata tentang (preposisi lainnya) yang terletak antara predikat dan objek tidak boleh digunakan karena objek harus berada langsung di belakang predikat. Pada kalimat (21) kata pemikiran tidak perlu diulang karena bentuk jamak sudah dinyatakan dengan menggunakan kata banyak. Atau dengan kata lain, kata banyak dapat juga dihilangkan. Pada kalimat (22) kata daripada tidak perlu digunakan karena antara unsur-unsur frase pemilikan tidak diperlukan preposisi. Pada kalimat (23) terdapat pengulangan keterangan ‘yang digunakan’. Pengulangan ini tidak perlu. Pada kalimat (24) terdapat dua buah konjungsi yaitu jika dan maka.Dengan adanya dua konjungsi ini, tidakdiketahui unsur mana sebagai induk kalimat dan unsur mana sebagai anak kalimat.
Dengan demikian kedua unsur itu merupakan anak kalimat. Jadi, kalimat (24) tidak mempunyai induk kalimat. Kalau begitu, satu konjungsi harus dihilangkan supaya satu dari dua unsur itu menjadi induk kalimat. Jadi, kalimat-kalimat (20-24) dapat diubah menjadi kalimat efektif sebagaimana terlihat pada data berikut.
(20a) Firmarina meneliti teka-teki bahasa Minangkabau.
(21a) Banyak pemikiran-pemikiran baru dilontarkan dalam pertemuan tersebut.
(21b) Pemikiran-pemikiran baru dilontarkan dalam pertemuan tersebut.
(22a) Pembangunan waduk itu menjadi sisa-sia pada musim kemarau panjang ini.
(23a) Air sungai yang digunakan penduduk tidak sehat.
(24a) Jika dapat ditemukan beberapa data lagi, gejala penyimpangan perilakuitu dapat disimpulkan.
Berikut ini akan dicontohkan kalimat pleonasme yang terdiri atas dua kata atau lebih yang mempunyai makna yang hampir sama.
(25) Kita harus bekerja keras agar supaya tugas ini dapat berhasil.
Kalimat (25) akan efektif jika diubah menjadi:
(25a) Kita harus bekerja keras supaya tugas ini dapat berhasil.
(25b) Kita harus bekerja keras agar tugas ini dapat berhasil.
6. Kalimat dengan Struktur Rancu
Kalimat rancu adalah kalimat yang kacau susunannya. Menurut Badudu (1983:21) timbulnya kalimat rancu disebabkan oleh (1) pemakai bahasa tidak mengusai benar struktur bahasa Indonesia yang baku, yang baik dan benar, (2) Pemakai bahasa tidak memiliki cita rasa bahasa yang baik sehingga tidak dapat merasakan kesalahan bahasa yang dibuatnya, (3) dapat juga kesalahan itu terjadi tidak dengan sengaja. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut.
(26) Dalam masyarakat Minangkabau mengenal sistem matriakat.
(27) Mahasiswa dilarang tidak boleh memakai sandal kuliah.
(28) Dia selalu mengenyampingkan masalah itu.
Kalimat (26) di atas disebut kalimat rancu karena kalimat tersebut tidak mempunyai subjek. Kalimat (26) tersebut dapat diperbaiki menjadi kalimat aktif (26a) dan kalimat pasif (26b). Sementara itu, kalimat (27) terjadi kerancuan karena pemakaian kata dilarang dan tidak boleh disatukan pemakaiannya. Kedua kata tersebut sama maknanya. Jadi, kalimat (27) dapat diperbaiki menjadi kalimat (27a) dan (27b). Pada kalimat (28) kerancuan terjadi pada pembentukan kata dan kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi kalimat (28a).
(26a) Masyarakat Minangkabau mengenal sistem matriakat.
(26b) Dalam masyarakat Minangkabau dikenal sistem matriakat.
(27a) Mahasiswa dilarang memakai sandal kuliah.
(27b) Mahasiswa tidak boleh memakai sandal kuliah.
(28a) Dia selalu mengesampingkan masalah itu.
Di samping itu, juga terdapat bentukan kalimat yang tidak tersusun secara sejajar. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut.
(29) Program kerja ini sudah lama diusulkan, tetapi pimpinan belum menyetujui.
Ketidaksejajaran bentuk pada kalimat di atas disebabkan oleh penggunaan bentuk kata kerja pasif diusulkan yang dikontraskan dengan bentuk aktif menyetujui. Agar menjadi sejajar, bentuk pertama menggunakan bentuk pasif, hendaknya bagian kedua pun menggunakan bentuk pasif. Sebaliknya, jika yang pertama aktif, bagian kedua pun aktif. Dengan demikian, kalimat tersebut akan memiliki kesejajaran jika bentuk kata kerja diseragamkan menjadi seperti di bawah ini.
(29a)Program kerja ini sudah lama diusulkan, tetapi belum disetujui pimpinan.
(29b)Kami sudah lama mengusulkan program ini, tetapi pimpinan belum menyetujuinya.

Pola Kesalahan
Berikut ini akan disampaikan beberapa pola kesalahan yang umum terjadi dalam penulisan serta perbaikannya agar menjadi kalimat yang efektif.
1. Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat :
- Sejak dari usia delapan tauh ia telah ditinggalkan ayahnya.
(Sejak usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.)
- Hal itu disebabkan karena perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.
(Hal itu disebabkan perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.
- Ayahku rajin bekerja agar supaya dapat mencukupi kebutuhan hidup.
(Ayahku rajin bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.)
- Pada era zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.
(Pada zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.)
- Berbuat baik kepada orang lain adalah merupakan tindakan terpuji.
(Berbuat baik kepada orang lain merupakan tindakan terpuji.)

2. Penggunaan kata berlebih yang ‘mengganggu’ struktur kalimat :
- Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah.
(Berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah. / Menurut berita yang saya dengar, kurikulum akan segera diubah.

- Kepada yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.
(Yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.)

3. Penggunaan imbuhan yang kacau :

- Yang meminjam buku di perpustakaan harap dikembalikan.
(Yang meminjam buku di perpustakaan harap mengembalikan. / Buku yang dipinjam dari perpustakaan harap dikembalikan)
- Ia diperingati oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
(Ia diperingatkan oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
- Operasi yang dijalankan Reagan memberi dampak buruk.
(Oparasi yang dijalani Reagan berdampak buruk)
- Dalam pelajaran BI mengajarkan juga teori apresiasi puisi.
(Dalam pelajaran BI diajarkan juga teori apresiasi puisi. / Pelajaran BI mengajarkan juga apresiasi puisi.)
4. Kalimat tak selesai :
- Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial yang selalu ingin berinteraksi.
(Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial, selalu ingin berinteraksi.)
- Rumah yang besar yang terbakar itu.
(Rumah yang besar itu terbakar.)
5. Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku :
- Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk.
(Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang buruk.)
Kata-kata lain yang sejenis dengan itu antara lain menyolok, menyuci, menyontoh, menyiptakan, menyintai, menyambuk, menyaplok, menyekik, menyampakkan, menyampuri, menyelupkan dan lain-lain, padahal seharusnya mencolok, mencuci, mencontoh, menciptakan, mencambuk, mencaplok, mencekik, mencampakkan, mencampuri, mencelupkan.

- Pertemuan itu berhasil menelorkan ide-ide cemerlang.
(Pertemuan itu telah menelurkan ide-ide cemerlang.)
- Gereja itu dilola oleh para rohaniawan secara professional.
(Gereja itu dikelola oleh para rohaniwan secara professional.)
- tau menjadi tahu
- negri menjadi negeri
- kepilih menjadi terpilih
- faham menjadi paham
- ketinggal menjadi tertinggal
- himbau menjadi imbau
- gimana menjadi bagaimana
- silahkan menjadi silakan
- jaman menjadi zaman
- antri menjadi antre
- trampil menjadi terampil
- disyahkan menjadi disahkan
6. Penggunaan tidak tepat kata ‘di mana’ dan ‘yang mana’ :
- Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik.
(Saya menyukainya karena sifat-sifatnya sangat baik.)
- Rumah sakit di mana orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.
(Rumah sakit tempat orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.)
- Manusia membutuhkan makanan yang mana makanan itu harus mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh.
(Manusia membutuhkan makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh.)
7. Penggunaan kata ‘daripada’ yang tidak tepat :
- Seorang daripada pembatunya pulang ke kampung kemarin.
(Seorang di antara pembantunya pulang ke kampung kemarin.)
- Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar daripada pengawasannya.
(Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar dari pengawasannya.)
- Tendangan daripada Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.
(Tendangan Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.)
8. Pilihan kata yang tidak tepat :
- Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan waktu untuk berbincang bincang dengan masyarakat.
(Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan diri untuk berbincang-bincang dengan masyarakat.)
- Bukunya ada di saya.
(Bukunya ada pada saya.)
9. Kalimat ambigu yang dapat menimbulkan salah arti :
- Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai pembicaraan damai antara komunis dan pemerintah yang gagal.
Kalimat di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang gagal? Pemerintahkah atau pembicaraan damai yang pernah dilakukan?
(Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai kembali pembicaraan damai yang gagal antara pihak komunis dan pihak pemerintah.
- Sopir Bus Santosa yang Masuk Jurang Melarikan Diri
Judul berita di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang dimaksud Santosa? Nama sopir atau nama bus? Yang masuk jurang busnya atau sopirnya?
(Bus Santoso Masuk Jurang, Sopirnya Melarikan Diri)
10. Pengulangan kata yang tidak perlu :

- Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku setahun.
(Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku.)

- Film ini menceritakan perseteruan antara dua kelompok yang saling menjatuhkan, yaitu perseteruan antara kelompok Tang Peng Liang dan kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.
(Film ini menceritakan perseteruan antara kelompok Tan Peng Liang dan kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.)
11. Kata ‘kalau’ yang dipakai secara salah :

- Dokter itu mengatakan kalau penyakit AIDS sangat berbahaya.
(Dokter itu mengatakan bahwa penyakit AIDS sangat berbahaya.)
- Siapa yang dapat memastikan kalau kehidupan anak pasti lebih baik daripada orang tuanya?
(Siapa yang dapat memastikan bahwa kehidupan anak pasti lebih baik daripada orang tuanya?)
CONTOH-CONTOH KALIMAT EFEKTIF DAN TIDAK EFEKTIF

1. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus mebayar uang kuliah ( tidak efektif )
Seharusnya :Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
2. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen ( tidak efektif )
Seharusnya :Dalam menyusun laporan itu, saya di bantu oleh para dosen.
3. Soal itu saya kurang jelas ( tidak efektif )
Seharusnya :Soal itu bagi saya kurang jelas.
4. Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama ( tidak efektif )
Seharusnya :Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara
pertama.
5. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu ( tidak efektif )
Seharusnya : Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
6. Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting ( tidak efektif )
Seharusnya : Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.
7. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes ( tidak efektif )
Seharusnya : Harga minyak dibekukan atau dinaikan secara luwes.
8. Karena ia tidak diundang , dia tidak datang ke tempat itu ( tidak efektif )
Seharusnya : Karena tidak diundang , dia tidak datang ke tempat itu.
9. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa Presiden datang ( tidak efektif )
Seharusnya : hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
10. Dia hanya membawa badannya saja ( tidak efektif )
Seharusnya : Dia hanya membawa badannya.
11. Sejak dari pagi dia bermenung ( tidak efektif )
Seharusnya : Sejak pagi dia bermenung.
12. Surat itu sudah saya baca ( tiak efektif )
Seharusnya : Surat itu sudah saya baca.
13. Saran yang di kemukakannya kami akan pertimbangkan ( tidak efektif )
Seharusnya : Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
14. Mereka membicarakan dari pada kehendak rakyat ( tidak efektif )
Seharusnya : Mereka membicarakan kehendak rakyat.
15. Pekerjaan itu dia tidak cocok ( tidak efektif )
Seharusnya : Pekerjaan itu bagi dia tidak cocok.

BAB III
PENUTUP

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Akan tetapi, membuat kalimat efektif tidaklah gampang karena memerlukan keterampilan tersendiri. Kesalahan yang banyak ditemukan dapat dikelompokkan sebagai berikut, yaitu (1) ketidaklengkapan unsur kalimat, (2) kalimat dipengaruhi bahasa Inggris, (3) kalimat mengandung makna ganda, (4) kalimat bermakna tidak logis, (5) kalimat mengandung gejala pleonasme, dan (6) kalimat dengan struktur rancu.

Daftar Rujukan
Ali, Lukman dkk. 1991. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Badudu, J.S. 1983. Membina Bahasa Indonesia baku. Bandung: Pustaka Prima.
Badudu, J.S. 1991. Pelik-pelik Bahasa Indonesia .Bandung: Pustaka Prima.
Mustakim. 1994. Membina Kemampuan berbahasa: Panduan ke Arah Kemahiran Berbahasa. Jakarta:Gramedia pustaka Prima.
Ramlan, M. dkk. 1994. Bahasa Indonesia yang Salah dan Yang Benar. Yogyakarta: Andi Offset Yogyakarta.
Nazar, Noerzisri A. 1991. Bahasa indonesia Ragam Ilmiah dan Kumpulan Soal Ujian Bahasa Indonesia. Bandung.

Tuesday, June 14, 2011

Telur Ceplok Balado

Assalamu'alaikum . . . Pembaca

Postingan kali ini masih sama denagn postingan sebelumnya, yaitu kreasi dapur.
Saat memasuki malam, lauk pun sudah habis semua, sementara perut tak bisa diajak kompromi. Langsung saja melihat resep yang kira-kira simple dan tetap menggugah selera. Akhirnya pilihan jatuh pada "Telur Ceplok Balado".

Mari kita mulai memasak, dengan bismillaah


Ini dia bahan-bahannya:
7 buah cabai merah
5 siung bawang merah
2 siung bawang putih
4 butir telur ayam
1 sendok teh garam
minyak goreng


Cara Pengolahannya:

1. Bersihkan, haluskan cabai merah, bawang merah, bawang putih dan garam. Sisihkan.
2. Panaskan 1 sendok makan minyak goreng. Buat telur ceplok. Tambahkan minyak goreng dan ulangi sampai telur habis. Sisihkan.
3. Panaskan 2 sendok makan minyak goreng. Tumis bumbu yang sudah dihaluskan sampai harum.
4. Masukkan telur ceplok ke dalam tumisan diatas. Aduk rata. Angkat.
5. Sajikan.


Sumber: ShinyLien

Catatan selama memasak:
1. Jumlah telur disesuaikan dengan personel keluarga. Karena di keluarga aku berjumlah 4 orang (5 si sebenernya dengan dik Fathi, tapi kan dia masih bayi). Jadi membuatnya 4 telur. Berarti tidak boleh ada yang lebih .

2. Saat dicicipi oleh ayahku, terucap kata "uhmm, asin". Aku yang sedang mencuci piring, langsung menuju ekspresi ayahku dengan ekspresi seperti ini -> . Segera kucicipi, dan ternyata

3. Selidik punya selidik, ternyata garamnya kelebihan, padahal aku menuangkan 1sdt, seharusnya seujung sendok bisa begitu kata mama. Dan lucunya lagi aku menambahkan royco sedikit, jelaslah asinnya.

4. Tapi walaupun asin sedikit, mama tetap bersih piringnya

5. Mau lihat hasilnya, ini dia:



Yaa begitulah pembaca, silahkan mencoba

Dan hikmah yang diambil dari 2 masakanku ini:
1. Sebelum disajikan, dicicipi terlebih dahulu rasanya, apakah keasinan, kurang garam, kemanisan, dll.
2. Ini adalah bagian pengalamanku, tidak apa-apa yang ini kurang berhasil daripada telat mencoba
3. Harus banyak berkreasi

Ditunggu kreasi dapur selanjutnya yah

Tumis Kangkung Jagung

Assalamu'alaikum . . . Pembaca

Postingan kali ini adalah hasil karyaku di kreasi dapur. Masakan hari ini adalah terdiri dari 3 kata: Tumis, Kangkung, dan Jagung, yupp seperti judulnya . Tadi pagi setelah melihat resep, langsung bergegas menuju abang tukang sayur, dan alhamdulillah bahannya lengkap semua. Setelah itu mulai deh memasak, dimulai dengan bismillaah dulu yaa biar makin lezat

Nah, ini dia bahan-bahannya:
2 sdm minyak sayur
4 butir bawang merah, iris tipis
2 siung bawang putih, iris tipis
2 batang daun bawang, iris serong kasar
5 buah cabai rawit merah, iris kasar
1 buah jagung manis, sisir bijinya
4 buah tomat hijau, potong-potong
4 ikat kangkung, petiki, bersihkan
20 helai daun kemangi
½ sdt merica bubuk (jika suka pedas boleh 1 sachet)
1 sdm royco ayam
1 sdt garam


Cara membuatnya begini:

1. Panaskan minyak, tumis bawang merah dan bawang putih hingga layu.
2. Masukkan daun bawang dan cabai, aduk hingga layu.
3. Masukkan jagung manis dan tomat, aduk hingga layu.
4. Tambahkan kangkung dan kemangi, aduk lalu tutup wajan dan besarkan api.
5. Aduk sebentar, tambahkan merica, kaldu bubuk dan garam. Tambahkan air sedikit juga boleh, agar tidak terlalu kering.
6. Aduk rata lalu angkat.


sumber: (dev/Odi _ detikFood)

Catatanku selama memasak:
1. Herannya aku nda berani untuk mencicipi, keasinan atau kurang garam atau kepedasan, langsung aja tanteku yang sedang silaturahim ke rumah segera mencicipi, dan katanya pas. Oh, great

2. Saat masakan selesai, aku menyuruh mama dan adikku mencicipi, dan katanya kepedesan . Iya juga sii, jadi aku menaruhkan merica bubuk itu 1 kantong, karena pertimbanganku itu aku memasukkan kangkung 4 ikat. Jelaslah sudah rasa ladanya pedas sekali. Tapi bagi pembaca yang suka pedas, yaa no problemo

3. Benar kata Jang Geum pameran film Korea "Jewel In The Palace", katanya kalau memasak itu kita harus membuat orang tersenyum dengan masakan kita. Yaa walaupun memang pedas, tapi aku dapat top jempol dari mama dan kata "enak" dari ayah, terimakasih

4. Mau lihat hasilnya, ini dia:



Selamat mencoba yah

Monday, June 13, 2011

Julukan Negara-Negara di Dunia

Assalamu'alaikum ... Pembaca

Tulisan kali ini terinspirasi dari temanku yang akan berangkat ke Negeri Jiran esok hari. Alhamdulillah ia salah satu dari 16 mahasiswa untuk pertukaran mahasiswa ke negeri Jiran

Nah, dari sini aku tertarik untuk menyebut negeri Malaysia dengan negeri Jiran. Umm, usut punya usut, langsung bertanya dengan diri sendiri, negeri yang lain punya julukan apaa yaah

Saat mencari-cari dan akhirnya dapat beberapa dari berbagai sumber, langsung deh nii aku list julukannya:

1) Amerika Serikat = negeri paman sam

2) Arab Saudi = negeri petro dolar, negeri padang pasir

3) Australia = negeri kangguru

4) Belanda = negeri kincir angin, negeri dam (bendungan)

5) Brazil = negeri raja kopi

6) China = negeri tirai bambu

7) Finlandia = negeri seribu danau

8) India = negeri barata

9) Indonesia = unity in diversity, negari agraris, jamrud di khatulistiwa, laskar
merah putih

10) Inggris = the black country

11) Irak = negeri 1001 malam

12) Jepang = negeri sakura, negeri matahari terbit

13) Jerman = negeri Hitler

14) Korea = negeri ginseng

15) Malaysia = negeri jiran

16) Mesir = negeri firaun / piramida

17) New Zealand = negeri kiwi

18) Rusia = negeri tirai besi, negeri beruang merah

19) Spanyol = negeri matador

20) Thailand = negeri gajah putih

21) United Kingdom = negeri matahari yang tidak pernah tenggelam (panjang pisan)

Yaa itulah julukan sebagian negara yang aku dapatkan, semoga impianku ke 4 negara, yaitu: Arab Saudi, Korea, Jepang, dan New Zealand dapat terealisasikan dengan baik, bismillaah

Ini mimpiku

Mimpimu

Saturday, June 11, 2011

Mampukah Aku Menjadi Wanita Shalihah?

The beauty of a woman is not in the clothes she wears, the figure that she carries,or the way she combs her hair.

The beauty of a woman must be seen in her eyes, because that is the doorway to her heart, the place where love resides.

The beauty of a woman is not in a facial mole,

But true beauty in a woman is reflected in her soul.

It is the caring that she lovingly gives, the passion that she shows and the beauty of a woman.

With passing years only grows!


Mampukah aku menjadi seperti Siti Khadijah?
Agung cintanya pada Allah dan Rasulullah
Hartanya diperjuangkan ke jalan fisabilillah
Penawar hati kekasih Allah
Susah dan senang rela bersama...


Dapatkah ku didik jiwa seperti Siti Aisyah?
Istri Rasulullah yang bijak
Pendorong kesusahan dan penderitaan
Tiada sukar untuk dilaksanakan...


Mengalir air mataku
Melihat pegorbanan putri shalihah Siti Fatimah
Akur dalam setiap perintah
Taat dengan ayahnya, yang sentiasa berjuang
Tiada memiliki harta dunia
Layaklah dia sebagai wanita penghulu syurga...


Ketika aku marah
Inginku intip serpihan sabar
Dari catatan hidup Siti Sarah....


Tabah jiwaku
Setabah umi Nabi Ismail
Mengendong bayinya yang masih merah
Mencari air penghilang dahaga
Diterik padang pasir merak
Ditinggalkan suami akur tanpa bantah
Pengharapannya hanya pada Allah
Itulah wanita Siti Hajar....


Mampukah aku menjadi wanita shalihah?
Mati dalam keunggulan iman
Bersinar indah, harum tersebar
Bagai wanginya pusara Masyitah....

Friday, June 10, 2011

Kamu dan Aku, Aktivis?!

for everyone

Aku memang bukan siapa-siapa..

Aku hanyalah seorang mantan 'aktivis' !

Ya, mungkin itu lebih baik sebutan untukku..

Aku tahu aku melakukan kesalahan..

Aku tahu kau pun tahu masalahku..

Karena aku tlah menceritakan semuanya padamu..

Kau ada di saat aku memerlukanmu tuk berbagi cerita..

Itu dulu..

Ya, itu dulu..

Tapi sekarang,, dimana kamu?

Dimana kamu saat aku mulai menjauh?

Menjauh dari kehidupan dulu..

Kehidupan penuh lika liku..

Berda'wah bersama kalian,, bersamamu..

Dimana kamu saat aku tak lagi berada dalam barisan itu?

Barisan yang tlah membuatku belajar banyak hal..

Tak pantaskah aku bersama kalian saat ini?

Ya, memang tak pantas rasanya buat seorang mantan 'aktivis' sepertiku..

Aktivis yang tlah menodai jalan da'wah ini..

Jalan da'wah yang suci ini..

Jalan da'wah yang tak pantas dilalui oleh seorang pendosa sepertiku..

Tapi,, apakah tak ada kesempatan tuk memperbaiki smuanya?

Tak adakah ruang untukku di barisan itu lagi?

Tak adakah??

Atau bahkan tak adakah aku di ruang hatimu?

Andai saja kau tahu..

Bahwa aku teramat rindu dengan masa-masa dulu..

Masa-masa aku berada di barisan itu..

Masa-masa aku berda'wah bersamamu..

Aku kan mengejarmu..

Tunggu aku!

Aku pasti bisa mengejar ketertinggalanku..

Tapi aku butuh kamu..

Tolong ulurkan tanganmu..

Aku ingin kembali seperti dulu..



Sahabat,, bukan aku tak mau..

Sungguh! Tak pernah terlintas sedikitpun tuk menjauh darimu..

Tapi apa dayaku?

Jika setelah masalah itu,,

Kau jarang berkumpul dengan kami..

Kau sepertinya sibuk dengan duniamu saat ini..

Hal itulah yang akhirnya membuat jarak antara kita..

Aku sibuk dengan urusanku..

Dan kau sibuk dengan urusanmu..

Sesekali aku coba mendekatimu..

Entah kenapa ada yang berbeda..

Tak seperti dulu..

Ada jarak antara kita..

Jarak yang sepertinya cukup jauh tuk melampauinya..

Ku coba tuk bersikap biasa..

Namun tak bisa..

Sesekali aku pernah melihatmu..

Melihatmu dengan orang baru dalam hidupmu kini..

Orang baru yang tlah menjebakmu dalam masalah..

Dan menjauhkan kita..

Hatiku menjerit..

Mungkin memang tak sering aku mengingatkanmu akan masalahmu yang satu itu..

Tapi,,sepertinya kau seolah acuh..

Bahkan kau menuntut perhatian dariku..

Ya, memang kusadari, tak banyak waktuku untuk memberi perhatian padamu..

Tapi, jika kau menuntut perhatian dariku..

Aku tak bisa memberikan lebih dari yang aku lakukan saat ini..

Karena aku memang egois..

Egois karena seolah aku tlah meninggalkanmu..

Meninggalkanmu dengan masalah yang tlah kau ceritakan padaku..

Meninggalkanmu dengan orang yang menjebakmu dalam masalah..

Aku egois karena tlah tahu masalahmu..

Namun tak bisa memberi solusi padamu..

Aku yakin kau bisa mengejar kami semampumu..

Tanganku akan terus kuulurkan untukmu..

Hingga akhirnya kau bisa meraih tanganku..

Dan kita bisa bersama kembali..


Selalu ingin menangis jika membaca ini :(
Selalu berkaca dan mengingat saudari-saudariku.
Afwan jiddan ukhtifillah, jika tersingkap khilaf dari ana, dari bicara ana, tatapan ana, senyuman ana, tawa ana, sedih ana, cemas ana, keraguan ana, diam ana, afwan jiddan yang belum sempurna menjadi saudarimu.
Tolong beri ana kesempatan, kesempatan menikmati pelangi ukhuwah bersamamu, melukis indahnya pelangi dengan warna dari pribadi kita yang berbeda-beda dan indah.


Kusampaikan do'a robithoh untukmu . . .
" Ya Allah, Engkau tahu bahwa hati ini telah berhimpun dalam kecintaan kepada-Mu, telah berjumpa dalam mentaati-Mu, telah bersatu dalam dakwah kepada-Mu, telah terjalin dalam membela syariat-Mu. Maka teguhkanlah, Ya Allah, ikatannya; kekalkanlah kasih sayangnya; tunjukilah jalan-jalannya; penuhilah hati itu dengan cahaya-Mu yang tidak pernah sirna; lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman kepada-Mu dan indahnya kepasrahan kepada- Mu; hidupkanlah ia dengan bermakrifah kepada-Mu; dan matikanlah ia diatas kesyahidan di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Ya Allah, kabulkanlah. Dan curahkanlah sholawat, kesejahteraan dan kedamaian kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam, serta kepada keluarga dan para sahabat beliau".

Ana uhibbukifillah :*

Thursday, June 9, 2011

Puisi Bersama

Sebenarnya puisi ini sudah lama tercatat hitam di atas putihnya, tapi bolehlah untuk re-post kembali disini. Hanya untuk menuangkan untaian kata dari kami. Ohh yaa, disini bukan hanya aku yang bermain kata, "kami" disini maksudnya dengan teman kelasku Septiani Ambarwati. Sahut-sahutan puisi ini juga tidak sengaja, saat ku lihat status FB nya, commentku langsung membalas puisinya :)
Monggo dibaca :)



Perlahan semua terulang begitu, Waktu belum juga memihak.
Mantra, doa, jadi sumpah serapah.



Meniti titian waktu menemui garisnya.
Dalam heningan detakan jiwa sepia.



Rembulan menyuram, belum juga usai..
serpihan hening buyarkan lara..



Kala sinarnya mengintip bumi.
melantunkan desiran simphoni cinta.



Bumi merekah pamerkan pertiwi, lantunannya tak hiraukan kelabu........



Mozaik kelabu bertiraikan cinta.
Tersenyum indah dalam dekapan jiwa.


December 1, 2010

Ternyata di penghujung 2010, sudah lama juga :)

Saturday, May 14, 2011

Mengelola Ketidaksetujuan Terhadap Hasil Syuro

* syuro = rapat

(M. Anis Matta, Dalam "Menikmati Demokrasi")

"Perbedaan adalah sumber kekayaan dalam kehidupan berjamaah. Mereka
yang tidakbisa menikmati perbedaan itu dengan cara yang benar akan
kehilangan banyak sumber kekayaan. Dalam ketidaksetujuan itu sebuah
rahasia kepribadian akan tampak ke permukaan: apakah kita matang
secara tarbawi atau tidak?"
------------ --

RASANYA PERBINCANGAN kita tentang syuro tidak akan lengkap tanpa
membahas masalah yang satu ini. Apa yang harus kita lakukan seandainya
tidak menyetujui hasil syuro? Bagaimana "mengelola" ketidaksetujuan
itu?

Kenyataan seperti ini akan kita temukan dalam perjalanan dakwah dan
pergerakan kita. Dan itu lumrah saja. Karena, merupakan implikasi dari
fakta yang lebih besar, yaitu adanya perbedaan pendapat yang menjadi
ciri kehidupan majemuk.

Kita semua hadir dan berpartisipasi dalam dakwah ini dengan latar
belakang sosial dan keluarga yang berbeda, tingkat pengetahuan yang
berbeda, tingkat kematangan tarbawi yang berbeda. Walaupun proses
tarbawi berusaha menyamakan cara berpikir kita sebagai dai dengan
meletakkan manhaj dakwah yang jelas, namun dinamika personal,
organisasi, dan lingkungan strategis dakwah tetap saja akan menyisakan
celah bagi semua kemungkinan perbedaan.

Di sinilah kita memperoleh "pengalaman keikhlasan" yang baru. Tunduk
dan patuh pada sesuatu yang tidak kita setujui. Dan, taat dalam
keadaan terpaksa bukanlah pekerjaan mudah. Itulah cobaan keikhlasan
yang paling berat di sepanjang jalan dakwah dan dalam keseluruhan
pengalaman spiritual kita sebagai dai. Banyak yang berguguran dari
jalan dakwah, salah satunya karena mereka gagal mengelola
ketidaksetujuannya terhadap hasil syuro.

Jadi, apa yang harus kita lakukan seandainya suatu saat kita menjalani
"pengalaman keikhlasan" seperti itu? Pertama, marilah kita bertanya
kembali kepada diri kita, apakah pendapat kita telah terbentuk melalui
suatu "upaya ilmiah" seperti kajian perenungan, pengalaman lapangan
yang mendalam sehingga kita punya landasan yang kuat untuk
mempertahankannya? Kita harus membedakan secara ketat antara pendapat
yang lahir dari proses ilmiah yang sistematis dengan pendapat yang
sebenarnya merupakan sekedar "lintasan pikiran" yang muncul dalam
benak kita selama rapat berlangsung.

Seadainya pendapat kita hanya sekedar lintasan pikiran, sebaiknya
hindari untuk berpendapat atau hanya untuk sekedar berbicara dalam
syuro. Itu kebiasaan yang buruk dalam syuro. Namun, ngotot atas dasar
lintasan pikiran adalah kebiasaan yang jauh lebih buruk. Alangkah
menyedihkannya menyaksikan para duat yang ngotot mempertahankan
pendapatnya tanpa landasan ilmiah yang kokoh.

Tapi, seandainya pendapat kita terbangun melalui proses ilmiah yang
intens dan sistematis, mari kita belajar tawadhu. Karena, kaidah yang
diwariskan para ulama kepada kita mengatakan, "Pendapat kita memang
benar, tapi mungkin salah. Dan pendapat mereka memang salah, tapi
mungkin benar."

Kedua, marilah kita bertanya secara jujur kepada diri kita sendiri,
apakah pendapat yang kita bela itu merupakan "kebenaran objektif" atau
sebenarnya ada "obsesi jiwa" tertentu di dalam diri kita, yang kita
sadari atau tidak kita sadari, mendorong kita untuk "ngotot"?
Misalnya, ketika kita merasakan perbedaan pendapat sebagai suatu
persaingan. Sehingga, ketika pendapat kita ditolak, kita merasakannya
sebagai kekalahan. Jadi, yang kita bela adalah "obsesi jiwa" kita.
Bukan kebenaran objektif, walaupun â€"karena faktor setanâ€" kita
mengatakannya demikian.

Bila yang kita bela memang obsesi jiwa, kita harus segera berhenti
memenangkan gengsi dan hawa nafsu. Segera bertaubat kepada Allah swt.
Sebab, itu adalah jebakan setan yang boleh jadi akan mengantar kita
kepada pembangkangan dan kemaksiatan. Tapi, seandainya yang kita bela
adalah kebenaran objektif dan yakin bahwa kita terbebas dari segala
bentuk obsesi jiwa semacam itu, kita harus yakin, syuro pun membela
hal yang sama. Sebab, berlaku sabda Rasulullah saw., "Umatku tidak
akan pernah bersepakat atas suatu kesesatan." Dengan begitu kita
menjadi lega dan tidak perlu ngotot mempertahankan pendapat pribadi
kita.

Ketiga, seandainya kita tetap percaya bahwa pendapat kita lebih benar
dan pendapat umum yang kemudian menjadi keputusan syuro lebih lemah
atau bahkan pilihan yang salah, hendaklah kita percaya mempertahankan
kesatuan dan keutuhan shaff jamaah dakwah jauh lebih utama dan lebih
penting dari pada sekadar memenangkan sebuah pendapat yang boleh jadi
memang lebih benar.

Karena, berkah dan pertolongan hanya turun kepada jamaah yang bersatu
padu dan utuh. Kesatuan dan keutuhan shaff jamaah bahkan jauh lebih
penting dari kemenangan yang kita raih dalam peperangan. Jadi,
seandainya kita kalah perang tapi tetap bersatu, itu jauh lebih baik
daripada kita menang tapi kemudian bercerai berai. Persaudaraan adalah
karunia Allah yang tidak tertandingi setelah iman kepada-Nya.

Seadainya kemudian pilihan syuro itu memang terbukti salah, dengan
kesatuan dan keutuhan shaff dakwah, Allah swt. dengan mudah akan
mengurangi dampak negatif dari kesalahan itu. Baik dengan mengurangi
tingkat resikonya atau menciptakan kesadaran kolektif yang baru yang
mungkin tidak akan pernah tercapai tanpa pengalaman salah seperti itu.
Bisa juga berupa mengubah jalan peristiwa kehidupan sehingga muncul
situasi baru yang memungkinkan pilihan syuro itu ditinggalkan dengan
cara yang logis, tepat waktu, dan tanpa resiko. Itulah hikmah Allah
swt. sekaligus merupakan satu dari sekian banyak rahasia ilmu-Nya.

Dengan begitu, hati kita menjadi lapang menerima pilihan syuro karena
hikmah tertentu yang mungkin hanya akan muncul setelah berlalunya
waktu. Dan, alangkah tepatnya sang waktu mengajarkan kita panorama
hikmah Ilahi di sepanjang pengalaman dakwah kita..

Keempat, sesungguhnya dalam ketidaksetujuan itu kita belajar tentang
begitu banyak makna imaniyah: tentang makna keikhlasan yang tidak
terbatas, tentang makna tajarrud dari semua hawa nafsu, tentang makna
ukhuwwah dan persatuan, tentang makna tawadhu dan kerendahan hati,
tentang cara menempatkan diri yang tepat dalam kehidupan berjamaah,
tentang cara kita memandang diri kita dan orang lain secara tepat,
tentang makna tradisi ilmiah yang kokoh dan kelapangan dada yang tidak
terbatas, tentang makna keterbatasan ilmu kita di hadapan ilmu Allah
swt yang tidak terbatas, tentang makna tsiqoh (kepercayaan) kepada
jamaah.

Jangan pernah merasa lebih besar dari jamaah atau merasa lebih cerdas
dari kebanyakan orang. Tapi, kita harus memperkokoh tradisi ilmiah
kita. Memperkokoh tradisi pemikiran dan perenungan yang mendalam. Dan
pada waktu yang sama, memperkuat daya tampung hati kita terhadap beban
perbedaan, memperkokoh kelapangan dada kita, dan kerendahan hati
terhadap begitu banyak ilmu dan rahasia serta hikmah Allah swt. yang
mungkin belum tampak di depan kita atau tersembunyi di hari-hari yang
akan datang.

Perbedaan adalah sumber kekayaan dalam kehidupan berjamaah. Mereka
yang tidak bisa menikmati perbedaan itu dengan cara yang benar akan
kehilangan banyak sumber kekayaan. Dalam ketidaksetujuan itu sebuah
rahasia kepribadian akan tampak ke permukaan: apakah kita matang
secara tarbawi atau tidak ?

ADK kudu kuat

Dari sahabat Abu Hurairah, Bersabda Rasulullah, “Mu’min yang kuat lebih dicintai Allah dari mu’min yang lemah, dan masing-masing memiliki kebaikan. Bersemangatlah terhadap hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan merasa malas, dan apabila engkau ditimpa sesuatu maka katakanlah “Qodarulloh wa maa syaa’a fa’al, Telah ditakdirkan oleh Allah dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi”. HR. Muslim

Yupp,,sebagai seorang ADK (baca: Aktivis Dakwah Kampus) harus lebih kuat lagi nii karena urusannya sudah dunia akhirat yaitu menyebarkan dakwah Islam. Nah, untuk menjaga kestabilan stamina tubuh, yuuk ini tipsnya:

1. Shalat tepat waktu
2. Shalat berjama'ah di masjid
3. Shalat Tahajud
4. Shalat Dhuha
5. Berpuasa Sunnah Senin dan Kamis.
6. Sedekah

Yuukk, mencoba dari sekarang :)

* tambahan dari forum.faris.st

AD/ART

Organisasi, kata yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Baik di lingkungan keluarga, sekolah, kampus, masyarakat, bahkan kalangan elit atas (baca: MPR, DPR), semuanya dikelola oleh orang-orang yang didalamnya terdapat sang pemimpin, sang pemegang uang (baca: bendahara), sang juru tulis (baca: sekretaris), dan sang juru lainnya yang saling melengkapi. Sudah ada orang yang mengelola, pasti mereka punya tujuan yang sama. Nah inilah inti dari makna Organisasi, Organisasi adalah “Kelompok orang yang secara bersama-sama ingin mencapai tujuan”.

Batasan masalah yang akan saya kupas dalam tulisan ini adalah Pentingnya AD/ART dalam Organisasi.
Apa sii AD/ART itu?
Kegunaannya untuk apa?

Yuuk, bahas satu persatu :)

AD/ART adalah singkatan dari Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Anggaran Rumah Tangga adalah suatu acuan program dalam garis besar sebagai pernyataan kehendak pimpinan dan anggota suatu organisasi yang pada intinya berisi Kerangka Umum Program Kerja yang ditetapkan oleh Rapat Pimpinan dan Anggota Suatu Organisasi. Kerangka Umum Program Kerja tersebut merupakan rangkaian program program Kerja yang menyeluruh, terarah dan terpadu yang berlangsung secara berkesinambungan. Rangkaian program-program kerja yang terus-menerus tersebut dimaksudkan tujuan organisasi seperti termaksud di dalam Anggaran Dasar organisasi. Anggaran Rumah Tangga juga merupakan Program Utama Badan Pengurus Organisasi yang memberikan arah dalam mewujudkan Rencana Kerja Operasional yang lebih terperinci, setiap tahunnya.

AD/ART tentu saja berguna, karena itu bisa sebagai landasan kerja kita serta bisa juga sebagai security kita dalam bekerja. Agar kinerja kita terarah sesuai dengan landasan. Analoginya dalah rem kita dalam organisasi. Dalam Islam, AD nya adalah Al-Qur'an dan ART nya adalah Sunnah. Semua sifatnya mengatur dan arahan, maka organisasi yang tidak mempunyai AD/ART yang tidak jelas, patut dipertanyakan organisasinya.

Yaa itulah kupasan saya berdasarkan ilmu yang saya dapat mengenai AD/ART :)
Jika ingin dikoreksi, yaa silahkan :)
Jika ingin mau nambah, bayar sendiri, hehehe bercanda, maksudnya silahkan kita saling berbagi ilmu :)

Diskusi dengan Diplomatis tak berjabat

Saat ku berdiskusi dengan ayahku, banyak hikmah yang ku dapat.

Dimulai dari arah pembicaraan kami yang kuajukan tentang kasus city bank untuk bahan UTS ku. Ayah melontarkan beberapa opini nya tentang kasus tersebut, alhasil apa yang kuserap sangat jauh dari bayang pikiranku. Ya, aku lemah menerima perihal dunia luar. Terbukti dengan berbagai macam pertanyaan yang kubalikkan, bukan karena aku mengerti tapi karena aku tidak tahu. Terkesan banyak Tanya. Kata mati ini yang membuatku malu di hadapan ayahku. Sudah semester 4, ngapain saja kamu nad, pernyataan itu yang membayangi pikiranku.

Jelas dari sisi ayahku yang diplomatis tak berjabat. Pertanyaan sindiran yang cukup membuatku malu, “kan, ayah khawatir dengan kamu, kebanyakan teori”, lanjutnya lagi “teori boleh, tapi hadapi kehidupan dunia luar, 40% teori, penalaran luar 60%”. Sekejap menurunkan ritme semangat ku tapi entah kenapa dengan sindiran ini juga membuatku makin tersadar dengan kemampuan ku. Apa iyaa benar segitunya sosok mahasiswa seperti ku. Apa ini menjadi generalisasi sosok mahasiswa sekarang? Yang hanya menerima informasi tok, tidak ditabayunin (lebih ditinjau asal sumbernya), tidak dikomentari berdasarkan data ilmiah. Bahkan yang lebih menyelekit lagi, aku ini mahasiswa sistem informasi, informasi yang berhubungan dengan data, bagaimana cara mengolahnya, bagaimana cara pengambilan keputusannya. Disini sangat diajari.

Ya Allah, berilah hambaMU ini kesempatan waktu untuk memperbaiki pola hidup hamba sebagai mahasiswa. Berikanlah aku waktu untuk memperbaiki 4 semester yang sudah ku jalani dengan baik dan lebih baik lagi, hingga bukan gelar sarjana saja yang kumiliki tapi kumiliki title diplomatis sarjana. Yaa mungkin itu harapan aku. Insya Allah jika Yakin, Allah akan menunjukkan jalanNya yang terbaik untuk kita :)

Peristiwa Subuh


Tabuh berbunyi gemparkan malam sunyi
Berkumandang suara azan
Mandayu memecah sunyi
Selang seli sahutan ayam

Tapi insan kalaupun hanya ada
Mata yang celik dipejam lagi
Hatinya penuh benci
Berdengkurlah kembali
Begitulah peristiwa di subuh hari
Suara insan di alam mimpi


Itulah sepenggal lirik nasyid Raihan yang berjudul Peristiwa Subuh.
Kali ini saya akan membahas tentang Peristiwa Subuh.

Shalat subuh merupakan shalat yang agung lagi disaksikan. Disaksikan oleh para malaikat yang bertugas di malam hari dan yang bertugas di siang hari, karena pada saat shalat subuh itulah mereka bergantian, malakait malam naik ke langit dan malaikat siang turun ke bumi. Barangsiapa yang mengerjakannya secara berjamaah -dengan syarat dia juga mengerjakan shalat isya secara berjamaah- maka sungguh seakan-akan dia telah shalat semalam suntuk. Dan orang yang mengerjakan shalat subuh maka dia berada dalam tanggungan, jaminan, dan penjagaan dari Allah. Dialah yang akan mengambilkan haknya dari orang lain yang telah melanggar haknya dengan kezhaliman.

Semua keutamaan di atas hanya pantas didapatkan oleh seorang mukmin sejati. Karenanya shalat yang paling berat atas orang munafik adalah shalat subuh ini, karena mereka tidak pantas untuk mendapatkan semua keutamaan di atas.

Hadist View
Abu Hurairah berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

تَفْضُلُ صَلَاةُ الْجَمِيعِ صَلَاةَ أَحَدِكُمْ وَحْدَهُ بِخَمْسٍ وَعِشْرِينَ جُزْءًا, وَتَجْتَمِعُ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ وَمَلَائِكَةُ النَّهَارِ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ. ثُمَّ يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ: فَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ: إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا

“Shalat berjama’ah lebih utama dibanding shalatnya salah seorang dari kalian dengan sendirian dengan dua puluh lima bagian. Dan para malaikat malam dan malaikat siang berkumpul pada shalat fajar (subuh).” Abu Hurairah kemudian berkata, “Jika mau silakan baca, “Sesungguhnya bacaan (shalat) fajar disaksikan (oleh para malaikat).” (QS. Al Israa: 78). (HR. Al-Bukhari no. 137 dan Muslim no.632)

Dari Abu Hurairah dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ أَثْقَلَ صَلَاةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا وَلَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِالصَّلَاةِ فَتُقَامَ ثُمَّ آمُرَ رَجُلًا فَيُصَلِّيَ بِالنَّاسِ ثُمَّ أَنْطَلِقَ مَعِي بِرِجَالٍ مَعَهُمْ حُزَمٌ مِنْ حَطَبٍ إِلَى قَوْمٍ لَا يَشْهَدُونَ الصَّلَاةَ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ بِالنَّارِ

“Shalat yang dirasakan paling berat bagi orang-orang munafik adalah shalat isya dan shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaannya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak. Sungguh aku berkeinginan untuk menyuruh seseorang sehingga shalat didirikan, kemudian kusuruh seseorang mengimami manusia, lalu aku bersama beberapa orang membawa kayu bakar mendatangi suatu kaum yang tidak menghadiri shalat, lantas aku bakar rumah-rumah mereka.” (HR. Al-Bukhari no. 141 dan Muslim no. 651)

Usman bin Affan berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ

“Barangsiapa yang shalat isya` berjama’ah maka seolah-olah dia telah shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat shubuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya.” (HR. Muslim no. 656)

Jundab bin Abdillah Al-Qasri berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ صَلَّى صَلَاةَ الصُّبْحِ فَهُوَ فِي ذِمَّةِ اللَّهِ فَلَا يَطْلُبَنَّكُمْ اللَّهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ فَإِنَّهُ مَنْ يَطْلُبْهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ يُدْرِكْهُ ثُمَّ يَكُبَّهُ عَلَى وَجْهِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ

“Barangsiapa yang shalat subuh maka dia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu jangan sampai Allah menuntut sesuatu kepada kalian dari jaminan-Nya. Karena siapa yang Allah menuntutnya dengan sesuatu dari jaminan-Nya, maka Allah pasti akan menemukannya, dan akan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim no. 163)


Ramai di kalangan kita yang mengalami kesukaran untuk bangun awal pagi dan mendirikan solat Subuh di awal waktu.
Masalah ini terjadi atas beberapa sebab; antaranya ia telah menjadi tabiat, tidur lewat dan perasaan malas.
Lalu, apa sii tips untuk bangun Subuh? Baiklah, saya akan kupas tuntas tips-tipsnya.
Berikut rangkaiannya:
1. Tidur awal; sekitar 10 atau 11 malam supaya tidur anda mencukupi.
2. Ambil wuduk sebelum tidur.
3. Tanam azam di dalam diri untuk bangun awal.
4. Baca surah Al-Mulk, tiga Qul dan doa sebelum tidur.
5. Pasangkan niat; 'Aku nak bangun pukul sekian kerana Allah.'
6. Maafkan semua orang sebelum tidur.
7. Elakkan makan makanan berat sebelum tidur.
8. Elak diri dari melakukan maksiat sebelum tidur.
9. Gunakan jam loceng atau alarm di telefon bimbit untuk membantu anda. Pastikan ia berkualiti.
10. Minta tolong orang lain seperti ibu atau rakan untuk mengejutkan anda. Mungkin minta mereka simbahkan air atau urut ibu jari anda sekiranya masih sukar untuk bangun!
Panduan di atas memerlukan sedikit latihan. Namun insya Allah, Allah pasti tolong kita sekiranya kita MAU.

Nah, kalau sudah bisa untuk bangun Subuh, yuukk naik level untuk menjaga waktu Subuh kita :)
Berikut tips nya, yang Insya Allah bermanfaat:
1. Ikhlaskan niat karena Allah, dan berikanlah hak-hak-Nya
2. Bertekad dan introspeksilah diri Anda setiap hari
3. Bertaubat dari dosa-dosa dan berniatlah untuk tidak mengulangi kembali
4. Perbanyaklah membaca doa agar Allah memberi kesempatan untuk shalat Subuh
5. Carilah kawan yang baik (shalih)
6. Latihlah untuk tidur dengan cara yang diajarkan Rasulullah saw (tidur awal; berwudhu sebelum tidur; miring ke kanan; berdoa)
7. Mengurangi makan sebelum tidur serta jauhilah teh dan kopi pada malam hari
8. Ingat keutamaan dan hikmah Subuh; tulis dan gantunglah di atas dinding
9. Bantulah dengan 3 buah bel pengingat(jam weker; telpon; bel pintu)
10. Ajaklah orang lain untuk shalat Subuh dan mulailah dari keluarga

Ya Allah jadikanlah sholat subuh kami, sebagai membuka rahmatMu untuk mengawali pagi hari... Dan berikalah kami keistiqomaan dlm melaksanakan sholat berjama'ah, sehingga kami bisa mendapat kehusyu'an dlm sholat kami... Amin...

sumber:
www.iluvislam.com

http://www.radiodakwahmustofa.com/arsip-artikel/44-januari-2011/159-11.html

Resensi Buku Menikmati Hidup Cara Rasulullah SAW

Judul Buku : Menikmati Hidup Cara Rasulullah SAW
Bab : 16. Memegang Teguh Prinsip (hal 182-197)
Penulis : HAMBA
Penerbit : Pustaka Ibnu Abbas
Cetakan : 1, Januari 2010
Tebal : 278 halaman

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata prinsip dijelaskan sebagai ‘asas kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan lain-lain’. Jadi, prinsip merupakan unsur terpenting bagi seorang muslim dalam meniti maupun mengisi hidup dan kehidupan. Kepribadian seorang muslim semakin kuat manakala semakin teguh dalam berpegang pada prinsip.

Tauladan kita, Nabi Muhammad SAW, telah mensosialisasikan cara berpegang teguh pada prinsip. Dalam kitab ‘al-bidayah wa al-nihayah’ yang menuturkan sebagai berikut: ketika Islam tersebar ke seluruh penjuru jazirah Arab, berdatanglah duta-duta dari berbagai kabilah kepada Rasulullah SAW, diantaranya kabilah Tsaqif menghadap dan diterima Rasulullah SAW di masjid. Mereka bertanya tentang al-Ribah (nama patung sesembahan kaum Tsaqif), apa yang harus mereka perbuat, Rasulullah SAW dengan tegas menjawab: Hancurkan!

Dalam lain kisah, yaitu kisah tentang fenomena seseorang yang memilih jalan hidupnya. Saat seseorang memilih jalan hidupnya, saat dimana prinsip hidup diperjuangkan dan diazzamkan, dan saat seseorang bisa berani memilih diantara dua jalan, yaitu jalan kenistaan atau jalan mulia. Saat ia bercermin pada diri orang lain yang berhasil meninggalkan tapak-tapak perjalanan kebahagiaan sesaat. Rasa kagum, heran, dan terpaku membayangi pikirannya. Saat itu juga keberaniannya muncul, dan ia memilih jalan yang dipenuhi dengan rasa kesabaran, penuh dengan rasa keikhlasan, penuh dengan pengorbanan, dan penuh dengan rasa kekeluargaan. Jalan yang ia pilih ini mungkin adalah jalan yang sangat berat penuh alang melintang bagi mereka diseberang jalan sana, tapi baginya ini adalah jalan yang mampu mebuatnya dewasa dan menemukan siapakah ia ini sebenarnya. Jalan ini bernama jalan kemuliaan. Setiap orang yang akan melewati jalan ini, mereka akan dibekali sebuah ransel berisikan penuh dengan amanah, sebagai sebuah apresiasi bagi mereka yang telah memberanikan diri menempuh jalan ini. Ransel itupun sangat berat, mampu menjerumuskan bagi pembawanya bila dia lengah. Ia pun dijalan ini mencoba untuk istiqomah, mencoba untuk bersabar, dan mencoba untuk mampu berjalan cepat bahkan berlari agar mampu meraih Ridho-Nya, kalaupun ia tak sampai, ia sudah cukup merasa bahagia karena ia telah meninggalkan jejak-jejak tapak langkah kebahagiaan sesaat. Dan ia berjanji akan selalu memegang teguh prinsipnya, prinsip yang mulai tumbuh sampai menjadi akar yang kuat, yang tidak bisa digoyahkan dengan pengaruh-pengaruh syaitan, hanya dengan beristiqomahlah ia mampu bertahan serta selalu berjalan dalam firman suci-Nya yang selalu ia pegang teguh, “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (Q.S Muhammad : 7).

Semoga Allah senantiasa melindungi hamba-hamba-Nya yang istiqomah dijalan-Nya.

Resensi Sistem Operasi: Mac Os X 10.7 Lion

Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user dengan perangkat keras komputer. Sistem operasi digunakan untuk mengeksekusi program user dan memudahkan menyelesaikan permasalahan user. Selain itu dengan adanya sistem operasi membuat sistem komputer nyaman digunakan. Sistem operasi mempunyai tujuan untuk menggunakan perangkat keras komputer secara efisien.

Salah satu sistem operasi adalah Mac OS X. Mac OS X adalah rilisan terbaru dari Apple Inc 's Mac OS baris sistem operasi yang telah membundling komputer Macintosh dengan Mac OS X , dirilis sejak tahun 2002. Meskipun secara resmi ditetapkan sebagai hanya "versi 10" dari Mac OS, ia memiliki sejarah umumnya tidak tergantung dari Mac OS rilis sebelumnya. Sistem operasi tersebut hadir sebagai suksesor Mac OS 9, sebagai versi final Mac OS klasik. Mac OS X adalah sebuah sistem operasi dengan grafis berbasis Unix, dengan teknologi yang dikembangkan antara tahun 1980 hingga 1996, berdasarkan NeXTSTEP sistem operasi dan kernel Mach yang diperoleh setelah Apple membeli NeXT Komputer , dengan perusahaan CEO Steve Jobs kembali ke Apple pada saat ini. Mac OS X juga memanfaatkan BSD basis kode. Ada enam rilis yang signifikan dari versi klien, yang baru-baru ini yang paling Mac OS X 10.6, yang disebut sebagai Snow Leopard . Pada Apple 20 Oktober 2010 "Kembali ke Mac" acara, Mac OS X 10.7 Lion adalah pratinjau, menunjukkan perbaikan dan penambahan termasuk Mac App Store.
Mac OS X juga merupakan dasar untuk IOS , (iPhone OS sebelumnya) digunakan pada Apple iPhone , iPod Touch , dan iPad , serta menjadi dasar untuk sistem operasi yang digunakan di Apple TV.

Saya akan mengulas tentang Mac OS terbarunya, yaitu Mac OS X 10.7 Lion. Mac OS X 10.6 Snow Leopard sudah bergulir sejak lama. Akhirnya Apple mengumumkan OS terbarunya itu dengan sebutan Lion. Mereka rupanya sangat konsisten memakai nama hewan jenis kucing besar untuk OSnya, sebut saja Cheetah, Puma, Jaguar, Panther, Tiger, Leopard dan Snow Leopard. Patut dipertanyakan, nama apa lagi yang akan dipakai Apple setelah Lion? Ternyata, Apple tak perlu khawatir dengan persediaan nama spesies kucing yang ada di dunia binatang. Malah, mereka disarankan tetap mengadopsi nama-nama spesies kucing. Craig Saffoe, pekerja senior kebun binatang Smithsonian's National Zoo, Washington berpendapat, tak mengejutkan vendor seperti Apple memakai nama kucing. Menurutnya, nama kucing memberi citra halus, cepat dan powerful. Apple mungkin ingin membuat citra OS Mac seperti itu.

Dari Detikinet, Steve Jobs pada Mac Event yang digelar di San Francisco pada hari Rabu, 20 Oktober 2010 membeberkan sistem operasi Macintosh terbaru dan pernah mengatakan bahwa generasi kedelapan OS X tersebut terinspirasi dari iPad yang digabung dengan iOS terbaru. Mac OS X Lion hadir pada musim panas 2011. OS ini telah memiliki banyak fasilitas yang lebih baik daripada pendahulunya. Mac OS X Lion memiliki fitur yang jauh lebih baik daripada Mac OS X Snow Leopard, tanpa basa-basi mendingan langsung dilihat fitur-fitur baru apa saja yang akan ada di Mac OS X Lion ini.

Tentunya menurut situs resmi Apple, menyebutkan setidaknya 5 fitur yang diunggulkan Lion dibanding dengan Snow Leopard. Berikut adalah fitur-fitur tersebut:
1. The Mac App Store
Fitur ini memungkinkan pengguna Mac OS dengan mudah secara langsung untuk mengunduh dan membeli software dari Apple. App Store bagi Mac ini bakal muncul bersamaan dengan dirilisnya Mac OS X Lion yang bakal dirilis di 2011 mendatang. Aplikasi disitu hanya terdapat aplikasi untuk Mac, dan hanya ada di Mac, Sama seperti saat belanja di App Store pada iPad, Mac App Store menawarkan kemungkinan yang tak terbatas untuk melihat isi dan aplikasi. Dan menyederhanakan cara Anda menginstal aplikasi pada Mac. Cukup klik sekali, dan aplikasi baru di-download, diinstal, dan siap untuk dipakai.

2. Launchpad
Fitur baru ini memberi kesempatan kepada para pengguna untuk mengakses secara mudah semua aplikasi yang diunduh layaknya iPad dalam Mac. Hanya klik ikon aplikasi Launchpad dan akan membuka jendela baru untuk memilih program yang anda butuhkan dan Anda dapat mengatur aplikasi dengan cara apapun yang Anda suka dengan menyeret ikon aplikasi ke lokasi baru atau dengan pengelompokan aplikasi dalam folder. Download sebuah aplikasi dari App Store? Aplikasi baru Anda secara otomatis muncul di Launchpad, siap untuk dipakai.

3. Folders
Tak ubahnya dengan fitur Launchpad, Folders ini sama namun sedikit memiliki perbedaan dalam grouping file.

4. Full-screen apps
Pada iPad, setiap app ditampilkan layar penuh, tanpa gangguan, dan ada satu cara mudah untuk kembali ke semua aplikasi lain. Mac OS X Lion melakukan hal yang sama untuk desktop Anda. Anda dapat membawa aplikasi untuk layar penuh dengan satu klik, beralih ke aplikasi lain layar penuh dengan menggesek pada trackpad, dan menggesek kembali untuk ke desktop untuk mengakses multi-jendela aplikasi, yang membuat tampilan menjadi lebih impresif. Dan dukungan systemwide untuk aplikasi layar penuh membuatnya menjadi lebih besar dan lebih mendalam. Jadi Anda bisa berkonsentrasi pada setiap detail pekerjaan Anda, atau bermain dalam skala yang lebih megah dibandingkan sebelumnya. Mengingat pada Snow Leopard Safari tidak dapat fullscreen mode.

5. Mission Control
Mission Control adalah fitur baru yang ampuh dan berguna yang menyediakan Anda dengan pandangan yang komprehensif tentang apa yang berjalan di Mac Anda. Ini memberi Anda pemandangan yang luas pada segala sesuatu - termasuk Expose, Spaces, Dashboard, dan aplikasi layar penuh-semua dalam satu tempat. Dengan gerakan menggesek sederhana, desktop Anda membesarkan ke Mission Control. Di sana Anda dapat melihat jendela yang terbuka Anda dikelompokkan oleh aplikasi, aplikasi Anda thumbnail layar penuh, Dashboard, dan bahkan Spaces lainnya, diatur dalam pandangan yang seragam. Dan Anda bisa mendapatkan apa pun yang Anda lihat di Mission Control dengan hanya satu klik. Membuat Anda menguasai semua yang Anda lakukan. Fitur ini layaknya Exposé pada Snow Leopard namun memiliki grouping pada jenis aplikasi yang dibuka.

Referensi:

• http://lecturer.eepis-its.edu/~arna/Diktat_SO/1.Pengenalan%20Sistem%20Operasi.pdf
• http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Mac_OS
• http://www.techwae.com/2010/10/apple-mac-os-107-x-lion.html
• http://www.detikinet.com/read/2010/10/21/165129/1471512/317/apple-mac-os-x-lion-dan-citra-binatang-kucing
• http://forum.kompas.com/showthread.php?33004-Mac-OS-X-10.7-Lion&s=8c2522935f000bbe321aae0f1a9fd461
• http://shoutmac.com/2010/12/lima-fitur-unggulan-mac-os-x-lion/
• http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6927704#post362183840
• http://www.techwae.com/2010/10/4-new-features-mac-os-x-107-lion.html
• http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6927704#post362183840