Pages

Labels

Tuesday, March 6, 2012

Siapa saya ?!

Assalaamu’alaykum Warohmatullaah Wabarokaatuh…

Pembaca, terima kasih, sudah bersedia mengunjungi singgasana maya saya ini. Semoga singgasana ini bernilai kebermanfaatan bagiku, bagimu dan bagi kita semua.

Sedikit tentang saya...
Kamu bisa panggil saya Nadia. Ya, cukup Nadia saja. Mari saya ajak kalian menelusuri ruang hidup saya :)


Saya dan arti nama.

Nama lengkap saya adalah Nadia Achya. Nama saya ini memiliki makna harapan hidup. Begitulah arti dari orang-orang terdekat saya. Entahlah apa pasti atau tidak pasti akan arti tersebut, yang terpenting saya adalah Nadia. Seorang perempuan yang ingin terus memperbaiki diri.


Saya dan keluarga.

Keluarga adalah tempat labuhan hati setelah Sang Pencipta. Saya anak pertama dari 4 bersaudara. Alhamdulillah kedua orangtua saya menghadirkan adik kecil pada bulan Mei tahun lalu di keluarga kami. Harapan saya akan adik kecil ini adalah seorang perempuan. Tapi Allah menghendaki lain, jadi lengkaplah sudah saya tetap memegang julukan "anak tercantik" di keluarga saya. Itu berarti ketiga adik lelaki saya adalah jagoan yang menjaga saya, ;).


Saya dan pendidikan.

Alhamdulillah, status saya sekarang mahasiswi Sistem Informasi, semester 6 di Universitas Gunadarma. Jejak saya diawali dengan belajar di TK Rigatrik-Jakarta, SDN 05-Jakarta dan 01-Depok, SLTPN 131-Jakarta, SMAN 49-Jakarta. Saya menempati 2 SD, karena status saya saat kelas 4 SD sudah merantau ke Depok :).


Saya dan programmer.

Pada semester 5, alhamdulillah saya terdaftar menjadi Programmer atau IT-Support di Laboratorium Mmanajemen Menengah Universitas Gunadarma. Dimulai dari sini, saya makin menikmati dunia IT. Belajar dari latihan, mandiri, tanya teman, membuat saya makin menyelami bahwa ilmu itu berkah jika kita niatkan dengan baik dan benar.


Saya dan organisasi.

Saya ini senang berorganisasi, jejak saya di organisasi dimulai dari yang terkecil. Menjadi sekretaris kelas, kemudian saya mengenal OSIS, MPK, dan ROHIS di SMA saya. Saya mengeksplor diri saya lagi di perkuliahan dengan mengikuti salah satu UKM, yakni UKM Fajrul Islam. Bagi saya organisasi adalah ruh kehidupan, sebagian besar pengalaman saya didapat dari berorganisasi. Dimulai dari adaptasi dengan rekan-rekan, belajar memimpin, siap dipimpin, mengorganisasi kegiatan, mendapatkan ilmu yang tidak saya dapatkan di kelas. Organisasi membuat life skill saya bertahap untuk mengorganisir kehidupan ini dengan baik.


Saya dan dakwah.

Dakwah, nama yang sudah saya sering dengar semenjak SMA, saya mengenal kata ini dari program pekanan ROHIS SMA yakni mentoring. Mentoring merupakan salah satu sarana yang di dalamnya terdapat proses belajar. Orientasi dari mentoring itu adalah pembentukan karakter dan kepribadian seseorang sebagai mentee (peserta mentoring) karena adanya seorang mentor (orang yang mengajar/membina) dalam suatu wadah atau organisasi. Status saya adalah peserta mentoring, dimana saya dan teman-teman dibuat satu kelompok yang diajarkan oleh kakak alumni SMA saya. Disana saya diajarkan bagaimana Allah sangat memberikan rahmatNya yang begitu banyak, bagaimana Islam itu sangat indah, bagaimana kehidupan kita ini sudah terangkum dalam ayat-ayat suciNya, bagaiman sikap dan tutur kata kita ini sudah ada contoh dari Sang suri tauladan, Nabiyullah Muhammad SAW, bagaimana kematian adalah sebaik-baik pengingat. Nah dari mentoring ini selalu menjadi pengingat saya, bahwa sebelum kematian tiba , bekal apa yang sudah saya siapkan?! Dari mentoring ini, saya siapkan bekal satu persatu. Untuk diri saya juga orang lain. Dari bekal mentoring ini saya mulai terus memahami makna kata dakwah yakni "saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran" (Q.S Al-'Asr: 3).


Saya dan hobi.

Saya mempunya hobi membaca, menulis, memasak, berbisnis, dan berorganisasi. Saya senang tempat perpustakaan dan toko buku, karena disana saya bisa menyalurkan hobi membaca saya. Saya senang buku-buku catatan dan media penulisan, karena disana saya dapat menuliskan apa saja yang sedang saya fikirkan. Saya senang makan, lhooo, hehe... Saya senang orang lain bahagia, salah satunya dengan menyalurkan hobi saya dengan memasak, karena penilaian masak bagi saya bukan dari enak atau mahal dari makanan tersebut. Tapi dari ekspresi orang yang mencicipi makanan saya :). Hobi berbisnis saya dimulai dari SMP, yakni sebagai penjual pulsa tanpa "counter", maksudnya saya tidak membuka counter pulsa, tapi cukup dengan modal kartu HP saya yang sudah ada saldo pulsa, maka bisnis pun jalan, alhamdulillaah :). Yang terakhir ini, tidak pernah ketinggalan dalam kehidupan saya, organisasi adalah sahabat setia saya, yang mengerti saya dan mengajarkan saya banyak hal.


Saya dan impian.

Pembaca, tiba juga di paragrap yang memang arti dari nama saya "harapan", saya mempunyai harapan hidup. Saya mempunyai balon-balon mimpi, yang sekarang sedang saya tiup pelan-pelan, hingga nanti berbentuk balon dan mengangkasa ke langit. Yaa itulah gambaran makna mimpi saya. Saya ingin menjadi "dokter sistem" di kehidupan saya dan orang lain. Saya ingin setiap langkah hidup saya memiliki arti kebermanfaatan untuk orang di sekitar saya. Saya ingin terus berkarya dan berkreasi, layaknya angin yang terus berhembus tanpa batas ruang dan waktu :)


Yah, demikianlah perkenalan dari saya yang sangat panjang yaa bukan dikit, hehe. Biasanya, banyak yang alergi matanya baca tulisan panjang ini. Yaa nda apa lah ya ;). Satu yang saya pastikan, pembaca akan tersenyum dengan tulisan saya ini, ^^.


Wassalamu'alaykum Warohmatullaah Wabarokaatuh…

Penalaran Deduktif dan Induktif

Pencarian pengetahuan yang benar harus berlangsung menurut prosedur atau kaedah hukum, yaitu berdasarkan logika. Sedangkan aplikasi dari logika dapat disebut dengan penalaran dan pengetahuan yang benar dapat disebut dengan pengetahuan ilmiah. Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua jenis penalaran, yaitu Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif. Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi.

Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala. Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif.

Dengan demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran tersebut dapat digunakan secara bersama-sama dan saling mengisi, dan dilaksanakan dalam suatu wujud penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum-hukum logika.


1. Pengertian Penalaran

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu deduktif dan induktif.


2. Penalaran Deduktif

· Pengertian Penalaran

Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit. Contoh : Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status social.

· Macam-macam Penalaran Deduktif

Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :

a. Silogisme

Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.

b. Entimen

Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.


3. Penalaran Induktif

· Pengertian Penalaran Induktif

Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sementara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.

Contoh :

Sejak suaminya meninggal dunia dua tahun yang lalu, Ny. Ahmad sering sakit. Setiap bulan ia pergi ke dokter memeriksakan sakitnya. Harta peninggalan suaminya semakin menipis untuk membeli obat dan biaya pemeriksaan, serta untuk biya hidup sehari-hari bersama tiga orang anaknya yang masih sekolah. Anaknya yang tertua dan adiknya masih kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta, sedangkan yang nomor tiga masih duduk di bangku SMA. Sungguh (kata kunci) berat beban hidupnya. (Ide pokok)

· Macam-macam Penalaran Induktif

Macam-macam penalaran induktif diantaranya :

1. Generalisasi

Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.

Contoh generalisasi adalah setelah di adakan peninjauan dan penelitian lebih seksama, ternyata di kawasan bandung terdapat sekurang – kurangnya lima buah obyek wisata. Di kawasan Garu tempat obyek wisata, di kawasan tasikmalaya dan ciamis terdapat sekurang – kurangnya enam buah obyek wisata. Di daerah lain seperti suka bumi, banten, danyang lainnya juga terdapat obyek wisata. Dapat di katakan bahwa daerah jawa baratmemang kaya dengan obyek wisata.

Macam-macam generalisasi:

a. Generalisasi sempurna

Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.

b. Generalisasi tidak sempurna

Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.

2. Analogi

Analogi adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaanya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.

Contoh analogi adalah alam semesta berjalan dengan teratur seperti jalannya sebuah mesin. Matahari, bumi, bulan dan bintang berjalan seperti teraturnya roda mesin. Semua bergerak menurutirama tertentu. Mesin itu penciptanya adalah manusia. Alampun demikian, ada yangmenciptakannya yaitu yang maha segalanya. Manusia tentunya senag dengan hasilcipta’annya. Demikian pula sang pencipta, sayang pada semua yang di ciptakannya.Oleh sebab itu, manusia harus bertaqwa kepadanya.


4. Korelasi Penalaran Deduktif dan Induktif

Kedua penalaran tersebut seolah-olah merupakan cara berpikir yang berbeda dan terpisah. Tetapi dalam prakteknya, antara berangkat dari teori atau berangkat dari fakta empirik merupakan lingkaran yang tidak terpisahkan. Kalau kita berbicara teori sebenarnya kita sedang mengandaikan fakta dan kalau berbicara fakta maka kita sedang mengandaikan teori. Dengan demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran tersebut dapat digunakan secara bersama-sama dan saling mengisi, dan dilaksanakan dalam suatu ujud penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum-hukum logika. Upaya menemukan kebenaran dengan cara memadukan penalaran deduktif dengan penalaran induktif tersebut melahirkan penalaran yang disebut dengan reflective thinking atau berpikir refleksi.

Kedua penalaran tersebut di atas (penalaran deduktif dan induktif), seolah-olah merupakan cara berpikir yang berbeda dan terpisah. Tetapi dalam prakteknya, antara berangkat dari teori atau berangkat dari fakta empirik merupakan lingkaran yang tidak terpisahkan. Kalau kita berbicara teori sebenarnya kita sedang mengandaikan fakta dan kalau berbicara fakta maka kita sedang mengandaikan teori (Heru Nugroho; 2001: 69-70). Dengan demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran tersebut dapat digunakan secara bersama-sama dan saling mengisi, dan dilaksanakan dalam suatu ujud penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum-hukum logika.



Sumber tulisan:

1. NOENUK N. FAIZAH.1997, Bahasa dan sastra Indonesia, jombang.

2. Dra. VERO SUDIATI, A. WIDYAMARTAYA, 1995, Kiat dasar mengarang, Jakarta,yayasan pustaka nusantara.

3. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/02/penalaran-induktif-dan-deduktif-3/

4. http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran